Â
Proyek "Five City" merupakan sebuah pengembangan strategis di Karang Joang, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Berada di lokasi yang strategis, dekat dengan pusat Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN), proyek ini memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur di kawasan tersebut.
Dikutip dari jurnal penelitian Naufal Budi Laksono dan Yusuf Latief  yang berjudul Sustainable Infrastructure Development in The IKN Region (Nusantara Capital): Simulation of The Smart Self-Sustaining Urban Center Area Development didapat hasil :Â
Perencanaan Zonasi yang Matang:
Proyek "Five City" terbagi menjadi empat zona dengan fungsi yang berbeda-beda:
- Zona I (Zona Transportasi):Â Sebuah terminal tipe A yang dirancang untuk melayani transportasi antar kota dan dalam kota.
- Zona II (Zona Sumber Daya Energi):Â Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang memanfaatkan energi matahari yang berlimpah di kawasan tersebut.
- Zona III (Zona Kota):Â Permukiman, pusat bisnis, pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah.
- Zona IV (Zona Pendukung):Â Pengolahan air limbah, gardu listrik, dan waduk untuk mendukung kebutuhan infrastruktur proyek.
Perencanaan zonasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek estetika, kebutuhan masyarakat, dan kelestarian lahan.
Skema Pembiayaan Inovatif:
Proyek "Five City" menggunakan skema "Project Financing" yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, dan NGO. Skema ini memberikan banyak manfaat, seperti:
- Dukungan finansial yang kuat dari berbagai pihak.
- Penerimaan masyarakat dan kepemilikan lokal atas proyek.
- Kemudahan perizinan dan kolaborasi dengan pemerintah.
- Kemajuan teknologi dan inovasi dari lembaga akademis.
- Pembentukan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
- Dampak lingkungan dan sosial yang positif.
- Model pembangunan yang tangguh dan mandiri.
Skema ini akan berhasil jika komunikasi, transparansi, dan penanganan kebutuhan pemangku kepentingan diutamakan.
Analisis Keuangan yang Menjanjikan:
Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa proyek "Five City" memiliki prospek yang sangat baik. Indikator-indikator seperti:
- Internal Rate of Return (IRR) 17,40% yang jauh melebihi WACC/MARR 8,25%.
- Payback Period 8 tahun dalam jangka waktu investasi 25 tahun.
- Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 3.282.652.394.301 yang positif.
- Benefit Cost Ratio (BCR) 1,34 yang menunjukkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya.
menunjukkan kelayakan finansial proyek dan potensi profitabilitasnya.
Rekomendasi dan Hal yang Harus Diperhatikan:
Menurut Dr. Muhammad Abdul Muis, seorang ahli ekonomi dan akuntansi dari Politeknik Bisnis dan Pasar Modal (BCM College), beberapa hal yang harus diperhatikan dan rekomendasi terkait proyek "Five City" adalah:
Hal yang Harus Diperhatikan:
1. Keseimbangan Pembangunan dan Kelestarian Lingkungan:
- Perlu ada keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.
- Penggunaan teknologi hijau dan ramah lingkungan harus diutamakan.
- Kajian dampak lingkungan (Amdal) yang komprehensif dan berkelanjutan harus dilakukan.
2. Keterlibatan Masyarakat:
- Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek.
- Sosialisasi dan edukasi tentang proyek harus dilakukan secara menyeluruh.
- Aspirasi dan kebutuhan masyarakat harus diakomodasi dalam proyek.
3. Keberlanjutan Ekonomi:
- Perlu ada strategi untuk memastikan keberlanjutan ekonomi proyek.
- Diversifikasi ekonomi dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) harus dilakukan.
- Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) lokal harus diprioritaskan.
Rekomendasi:
1. Pembentukan Tim Ahli Independen:
- Pembentukan tim ahli independen untuk mengawasi dan mengevaluasi proyek.
- Tim ahli ini bertugas untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan rencana dan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
2. Skema Pendanaan yang Transparan dan Akuntabel:
- Skema pendanaan proyek harus transparan dan akuntabel.
- Perlu ada audit dan evaluasi secara berkala terhadap penggunaan dana proyek.
3. Pengembangan Sistem Transportasi yang Ramah Lingkungan:
- Pengembangan sistem transportasi yang ramah lingkungan, seperti bus listrik dan kereta api.
- Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan promosi penggunaan transportasi publik.
4. Peningkatan Kapasitas SDM Lokal:
- Peningkatan kapasitas SDM lokal melalui pelatihan dan pendidikan.
- Pemberian kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dalam proyek.
5. Â Pelibatan Akademisi dan Peneliti:
- Pelibatan akademisi dan peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
- Pemanfaatan hasil Penelitian.
Kesimpulan
Proyek "Five City" merupakan peluang besar untuk membangun masa depan yang lebih baik di IKN. Dengan perencanaan yang matang, skema pembiayaan yang inovatif, analisis keuangan yang menjanjikan, dan memperhatikan rekomendasi dan hal-hal yang harus diperhatikan dari Dr. Muhammad Abdul Muis, proyek ini memiliki potensi untuk menjadi model pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak. Penerapan rekomendasi dan hal-hal yang harus diperhatikan ini akan menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan proyek dan memaksimalkan dampak positifnya.
sumber :https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1034&context=smartcity
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H