Mohon tunggu...
MAMS( MUHAMMAD ABDUL MUIS)
MAMS( MUHAMMAD ABDUL MUIS) Mohon Tunggu... Dosen - Wakil Direktur Akademik

I am a seasoned professional with a strong background in accounting and management, actively seeking opportunities to leverage my expertise in these areas. Over the course of my career, I have consistently pursued continuous self-improvement by obtaining various relevant certifications. My proficiency extends to developing training programs, crafting new lessons, and creating engaging activities aimed at enhancing learning experiences. In addition to my hands-on experience, I am actively involved in the field of research. I contribute to the development of learning modules and design financial applications that align with industry best practices. My commitment to staying abreast of the latest trends and advancements in accounting and management reflects my dedication to professional growth and ensuring that my skills remain at the forefront of the industry. I am enthusiastic about contributing my skills and knowledge to a dynamic work environment, where I can make a meaningful impact through my expertise in accounting, management, and innovative educational approaches.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perekonomian Indonesia 2023 Tumbuh 5.05%, Ekonom Berikan Rekomendasi untuk 2024

12 Februari 2024   11:22 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:49 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perekonomian Indonesia 2023 Tumbuh 5,05%, Ekonom Berikan Rekomendasi untuk 2024

 
Jakarta, 05 Februari 2024 -- Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05%, lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,31%. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik dan investasi yang tetap kuat, meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dr. Muhammad Abdul Muis, pengamat ekonomi dari Politeknik Bisnis dan Pasar Modal (BCM COLLEGE), mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 5,05% merupakan pencapaian yang positif di tengah situasi global yang penuh tantangan.

"Perekonomian Indonesia menunjukkan resiliensi yang tinggi di tengah berbagai tekanan global, seperti inflasi, suku bunga, dan geopolitik," kata Dr. Muis.

Lebih detailnya:

  • Dari sisi produksi:

    • Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 13,96%, didorong oleh:
      • Meningkatnya aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat
      • Pertumbuhan e-commerce
      • Investasi pemerintah di infrastruktur transportasi
    • Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi (Komunikasi dan Informatika) tumbuh 10,73%, didorong oleh:
      • Peningkatan penetrasi internet
      • Perkembangan teknologi digital
      • Adopsi teknologi digital oleh berbagai sektor
    • Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh 9,22%, didorong oleh:
      • Peningkatan kredit
      • Pertumbuhan pasar modal
      • Inovasi produk dan layanan keuangan
  • Dari sisi pengeluaran:

    • Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 9,83%, didorong oleh:
      • Peningkatan belanja pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan
      • Penyaluran bantuan sosial
    • Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) tumbuh 5,03%, didorong oleh:
      • Meningkatnya pendapatan masyarakat
      • Penurunan tingkat pengangguran
      • Stabilitas harga
    • Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 4,97%, didorong oleh:
      • Investasi pemerintah di infrastruktur
      • Investasi swasta di sektor manufaktur dan jasa
  • Secara spasial:

    • Kelompok provinsi menurut pulau yang mencatat pertumbuhan tertinggi:
      • Maluku dan Papua (6,94%)
      • Sulawesi (6,37%)
      • Kalimantan (5,43%)
    • Kelompok provinsi di Pulau Jawa berkontribusi 57,05% terhadap ekonomi nasional dan mencatat pertumbuhan 4,96% (c-to-c).

Dr. Muis memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2024:

  • Meningkatkan investasi di sektor infrastruktur dan sumber daya manusia:

    • Mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan
    • Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi
    • Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan
  • Memperkuat daya saing industri dan UMKM:

    • Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal kepada industri dan UMKM
    • Meningkatkan akses UMKM terhadap pasar dan teknologi
    • Memperkuat program pelatihan dan pendampingan UMKM
  • Menjaga stabilitas makroekonomi:

    • Menjaga inflasi dalam kisaran sasaran
    • Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
    • Meningkatkan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter
  • Meningkatkan kerjasama antar daerah:

    • Memperkuat konektivitas antar daerah
    • Mendorong pengembangan potensi daerah
    • Meningkatkan kerjasama dalam bidang perdagangan dan investasi

"Pemerintah perlu terus mendorong investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti infrastruktur dan sumber daya manusia," kata Dr. Muis.

"Pemerintah juga perlu memperkuat daya saing industri dan UMKM, serta menjaga stabilitas makroekonomi," tambahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun