Mohon tunggu...
Abdul Muis
Abdul Muis Mohon Tunggu... -

Agar tidak stress, maka menulislah, karena dengan menulis semuanya bisa tersampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngidam: Pengen Makan Bulan

8 November 2013   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:26 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat perempuan ngidam memang sangat aneh-aneh, ada-ada saja permintaanya mulai dari yang paling ringan hingga kepada yang berat sekalipun. Ngidam anak pertama tak masalah, walau agak berat tetapi masuk akal dan bisa dipenuhi. Tetapi ngidam anak yang kedua nyaris sama mulai dari rujak sampai kepada diantarin naik benhur yang ditarik kuda keliling kampung. Tetapi satu lagi permintaan yang tidak masuk akal dan membuat hati ini agak sedikit kesal. Bayangkan istriku pengen makan bulan yang ada diujung langit. Tentu saja permintaan itu sesuatu yang tak masuk akal sama sekali dan bagaimana mungkin nulan yang ada dilangit harus dipetik kemudian dipersembahkan untuk dimakan. Tetapi aku coba menyiasatinya dengan caraku sendiri. Waktu itu bulan purnama cahayanya memancar menerangi bumi. Kuajak dia keluar rumah dan mencari area bebas dengan pandangan tanpa hambatan menuju bulan, kita duduk disitu sambil bercerita betapa indahnya dunia ini. Bercerita seperti itu selera pengen makan bulan semakin menggebu, akhirnya kurebahkan tubuhnya dirumput seraya muka mendongak kelangit. Ternyata usaha itu berhasil tanpa disadari dia melahap bulan dan mengunyahnya hingga puas, saya pun tidak lagi dituntu untuk menghadirkan bulan dipangkuanya untuk dimakan. Setelah puas dia minta pulang dan berhasil memakan bulan sampai kenyang....he he he. Giliran melahirkan anaku berjenis kelamin perempuan dan mukanya bulat mirip bulan, juga lumayan putihnya, sayangnya aku tidak menamakanya dengan 'Sri Bulan Purnamawati' untuk menjadi kenang-kenangan. Kini usainya sudah SMP kelas 3 dan berharap bisa seperti bulan selalu menyinari bumi dimalam hari. [caption id="attachment_290845" align="alignnone" width="500" caption="Anaku saat dalam kandungan merindukan bulan"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun