Mohon tunggu...
Muing
Muing Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pembantaian

10 April 2019   08:37 Diperbarui: 10 April 2019   09:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Asssalamu alaikum" Isal tiba-tiba muncul di tengah kerumunan para pendekar dengan senyum dan tawanya yang khas. Semua pandangan tertuju padanya dengan penuh tanya.

"Dari mana aja kamu, kok nggak bilang-bilang", serentak suara bergemuru muncul. "Wah, jangan curiga melulu bang, aku hilang untuk kita". "Ayo merapat semua", sambil membisikkan sesuatu.

Ternyata Isal telah menyusun rencana untuk memberikan surprais. "Bagaimana  kalau sebentar kita mencari mangsa?".  'Mangsa....?....?" sahut pendekar lainnya. 'Ya, mangsa, mangsa yang siap dinatai" ujar Ical kemudian.

Pendekar lainpun mulai kebingungan dengan rencana Isal. "oe,... apa kamu tidak gila Sal,...kok pakai pembantaian segala" Heri pun semakin kebingungan. "Pokoknya ikut saja nanti, dijamin aman". Isal pun semakin meyakinkan.

Dengan diliputi tanda tanya, Heri pun mengiyakan ajakan Isal. Mereka berkumpul pada pukul 7.00 di tempat yang telah ditentukan. Sebuah mobil Toyota Rush warna biru datang menghampiri mereka. "Ayo, ayo, kita berangkat sekarang". Berangkat mereka menuju lokasi yang telah ditentukan melewati ruas jalan Petta Rani menembus kemacetan lalu lintas.

Di perjalanan tepatnya di depan Mall Ratu Indah, tiba-tiba telefon genggam Isal tiba-tiba berdering.

"Halo bang, apa bisa saya eksekusi sekarang?

Suara terdengar nyaring dari balasan algojo yang siap menjalankan tugas.

"Oh, ya... boleh bang, eksekusi sekarang aja, bentar setelah sampai langsung kami habisi semua.

Heri pun semakin penasaran dan semakin diliputi tanda tanya.

"Kau semakin gila aja Sal, masa semudah itu menyuruh algojo mengeksekusi begitu saja?'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun