Mohon tunggu...
Muhamad Jaeni
Muhamad Jaeni Mohon Tunggu... -

aku selalu bahagia! Mencari ilmu hingga tua.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sembako Buku di Kunjungan Terakhir

23 Oktober 2012   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Muhzen Den

Animo para pengelola taman bacaan masyarakat (TBM) di Jawa Barat, sungguh luar biasa menyambut kegiatan bagi-bagi sembako buku yang diprakarsai oleh Forum TBM Pusat, Rumah Dunia, Gong Publishing, dan para donator bekerja sama dengan PT. Bakrie Telecom (esia). Pasalnya, para pengelola TBM tersebut menanti-nanti kedatangan tim Sembako Buku Tour de Jawa Barat (Gol A Gong, Yudi Kudaliar Febrianda, Muhzen Den, dan Dadang), dan siap mengadakan kegiatan literasi. Ternyata animo tersebut memang benar-benar terjadi dan berlangsung meriah.

Kami berangkat dari Kota Serang (Rumah Dunia) pada tanggal 1 Oktober 2012, menuju Kuningan, Jakarta. Kemudian pada siang harinya, Selasa (2/10/12), sekira pukul 10. 30 WIB, kami dilepas oleh Bapak Imanuddin Kencana Putra (director of human resources & office service) dipelataran depan Gedung Wisma Bakrie, yang dihadiri oleh rekan-rekan PT. Bakrie Telecom (esia), menuju kunjungan pertama, Sukabumi “Membaca” di Kota Sukabumi. Jadilah tim Sembako Buku Tour de Jawa Barat memulai perjalanan bagi-bagi sembako buku, mengadakan pelatihan menulis dan fotograpi, serta mengadakan kelas menggambar dari tanggal 2-14 Oktober 2012. Kegiatan ini dilakukan guna menggelorakan semangat literasi menuju Indonesia Membaca dan Menulis.

Cirebon Membaca

Dua minggu sudah perjalanan kami dalam bagi-bagi sembako untuk TBM di Jawa Barat segera selesai. Seusai sebelumnya, kami juga melakukan bagi sembako buku di Kampung Cigugur, Kuningan, pada Jumat (12/10/12). Pada Sabtu siang (13/10/12), kami sampai di Kota Cirebon, setelah menikmati perjalanan selama dua jam lebih. Di Kota Cirebon ini menjadi kunjungan terakhir kami dalam bagi-bagi sembako buku dan mengadakan kegiatan literasi. Di kota yang terkenal dengan suhu panasnya ini, kami menginap semalam di Hotel Patra Jasa, karena kegiatan Cirebon ‘Membaca’ akan dilaksanakan pada Minggu pagi (14/10/12).

Pada Minggu pagi sekira pukul 09.00 WIB, kami (Gol A Gong, Yudi Kudaliar Febrianda, Muhzen Den, dan Dadang) berangkat menuju Stadion Bima, Kota Cirebon. Di sekitar stadion tersebut, tepatnya di sebuah rumah makan yang memiliki ruangan khusus seminar dan diskusi, acara pelatihan menulis novel bersama Gol A Gong dan bagi sembako buku dilaksanakan. Panitia kegiatan dari teman-teman Forum Lingkar Pena (FLP) Cirebon.

Sekira pukul 09.30 WIB, kami sampai di termpat itu. Di sana sudah hadir sekira dua puluhan peserta yang siap mengikuti pelatihan menulis novel bersama Gol A Gong. Kang Yudi Kudaliar (supervisi CSR PT. Bakrie Telecom) menyiapkan door prize satu ponsel esia untuk peserta. “Jangan lupa ya, teman-teman. Follow @untungpakeesia bagi yang punya twitter. Jika ingin mendapatkan ponsel ini,” ujar Yudi menunjukkan ponsel yang akan dijadikan hadiah. Sedang saya (Muhzen) serta Kang Dadang menyiapkan lima paket sembako buku untuk disumbangkan.

Pada pukul 10.00 WIB, Gol A Gong (ketua Forum TBM Pusat dan pendiri Rumah Dunia) mulai memberikan materi tentang menulis novel kepada dua puluhan peserta. “Sebelum memulai menulis, kita harus banyak membaca. Seorang penulis akan peka jika dia terjun langsung ke lapangan atau riset lapangan. Mewawancari orang-orang yang akan menjadi objek penulisan, dan paling pentiing kita harus paham bahwa 5W+1H dalam penulisan fiksi juga berlaku,” ujar Gong.

Selama dua jam, Gong memberikan ilmu menulis fiksi tentang novel kepada peserta. Di sela-sela itu Gong memberikan simulasi menulis kepada peserta tentang buku novel apa yang akan mereka tulis? Dengan menggunakan kertas kosong selembar dilipat dua, peserta disuruhnya untuk menuliskan judul buku, tagline, dan sinopsis cerita. Dengan begitu, peserta termotivasi untuk segera mengungkapkan apa yang berada di pikirannya. Gong mengakhiri pelatihan menulis tersebut dan memilih salah satu contoh buku yang menarik dari peserta dan berhak mendapatkan ponsel esia. Di akhir acara ada simbolisai sumbangan lima paket sembako buku yang dilakukan Gol A Gong untuk lima TBM di Cirebon yang diwakili oleh ketua panitia pelaksana.

“Sumbangan sembako buku ini sangat membantu koleksi buku di TBM-TBM yang ada di Cirebon. Saya juga sangat mengapresiasi gerakan bagi-bagi sembako buku ini. Selain membantu dalam hal buku, juga gerakan literasi untuk Indonesia Membaca ini sangat penting gelorakan,” ujar Tendi Krisna Murti, ketua panitia kegiatan dan pengusaha muda saat diwawancara di akhir kegiatan.

Tarikolot Membaca

Masih di hari yang sama, Minggu (14/10/12), usai kegiatan Cirebon ‘Membaca’ bertempat di sekitar Stadion Bima, Kota Cirebon. Kami langsung menuju tempat kunjungan terkahir, ya Desa Tarikolot, Kecamatan Pancalangan, Kabupaten Kuningan. Nama desa ini memang terbilang unik. Secara geografis letaknya di bawah Gunung Ceremai yang berbatasan antara Cirebon dan Kuningan, tetapi desa ini masuk wilayah Kuningan. Di sana, kami ditunggu oleh 20 ibu-ibu dan 30an anak-anak. Perjalanan dari Cirebon menuju Desa Tarikolot, Kuningan, memakan waktu dua jam, yang sebelumnya kami berhenti makan siang di dekat pelabuhan masih di Kota Cirebon, sehingga memakan waktu sekira dua jam tersebut.

Menuju Desa Tarikolot perjalanannya sangat menarik. Selain jalannya yang naik-turun, juga pemandangan tanah gersang menjadi objek lain bagi kami, yang tidak luput oleh mata kamera. Pukul 14.30 WIB, kami sampai di Desa Tarikolot. Acara Tarikolot ‘Membaca’ bertempat di Balai Desa Tarikolot yang berhadapan langsung dengan masjid. Ibu Heni Rohaeni (gubernur Forum TBM Jawa Barat), Rohim atau biasa disapa Madrib Jabbal (ketua panitia), dan Bapak Dulhamdi (kepala Desa Tarikolot), dan rekan-rekan yang lain sudah menunggu kami. Gol A Gong langsung menunju ruang balai desa ditemani Yudi Kudaliar Febrianda. Sementara Kang Dadang dan saya menyiapkan seperangkat alat menggambar untuk anak-anak usia TK/PAUD di Desa Tarikolot, yang sudah menanti dipelataran masjid.

Gol A Gong di ruangan kepala desa menyampaikan tentang apa itu TBM dan fungsinya serta gerakan literasi yang sedang digelorakan, sehingga beberapa ibu dari perwakilan TBM harus paham. Pembiacara lainnya ada Pak Dulhamdi selaku tokoh masyarakat dan kepala desa ikut mendampingi dan dimoderaoti oleh Ibu Heni Rohaeni.

“Kita harus membedakan antara PKBM dengan TBM. Kesalahan di kita, TBM berada di wilayah PKBM, padahal itu salah menempatkan TBM disitu. Sehingga ketika mengajuan dana, uang yang untuk operasional TBM justru digunakan untuk PKBM. Dan itu menyalahi aturan,” kata Gong memberi pengertian agar TBM dan PKBM dipisah.

Sedangkan menurut Pak Dulhamdi, karakter masyarakat di Desa Tarikolot dengan desa lain berbeda, sehingga ia merasa kendala yang didapat juga akan berbeda. “Saya rasa begini, Pak Gong. Karakter desa kami berbeda dengan yang lain, tetapi kami tetap optimis dengan TBM yang ada di desa ini, bisa mengubah pola pikir masyarakat di sini,” ujarnya dengan nada suara tegas dan yakin, bahwa masalah literasi di desa yang ia pimpin bisa teratasi dengan penyediaan buku-buku yang bervariatif. Apalagi tim Sembako Buku Tour de Jawa Barat menyumbangka sekira 10 pake semaboku buku untuk 10 TBM.

Ibu Heni sebagai penengan acara diskusi juga ikut berbicara. “Sebenarnya dengan berkumpulnya teman-teman dari perwakilan TBM, berharap bisa saling membantu dalam hal kegiatan literasi di sini. Agar kendala-kendala yang ada bisa diatasi bersama tanpa saling mengindar,” ujarnya mengajak teman-temannya untuk saling membantu dan mengingatkan.

Sementara diluar acara diskusi tentang TBM, tepatnya di pelataran masjid yang tidak jauh dari balai desa, tampak anak-anak usia TK/PAUD semangat mengikuti kelas mewarnai bersama Kang Dadang (alumni Fakultas Seni Rupa ITB). Keceriaan anak-anak membuat kami bersemangat menutup kegiatan bagi-bagi sembako buku ini. Tidak berlangsung lama kegiatan kelas mewarnai tersebut selesai sekira pukul 15.30 WIB. Kang Dadang mulai meminta kertas hasil mewarnai anak-anak untuk segera dinilai. “Ayo anak-anak, siapa yang sudah selesai mewarnai? Segera dikumpulkan ya,” ujarnya sambil mengamati gambar yang tengah dipoles oleh salah satu anak. Semua kertas dikumpulkan. Kang Dadang mulai menilai, tetapi tidak dipilih siapa juaranya melainkan hasil karya anak-anak tersebut dijadikan bahan pelajaran, karena setiap anak yang mengikuti kelas mewarnai mendapatkan bingkisan buku gambar dan krayon warna dari PT. Bakrie Telecom (esia). Acara kelas pun selesai dilaksanakan dan anak-anak mulai membubarkan diri dengan wajah gembira.

Berakhirnya kelas mewarnai di pelataran masjid, maka berakhir pula acar diskusi tentang TBM. Di akhir acara Gol A Gong berkata, “Indonesia Membaca tidak hanya di kota-kota besar saja. Target kami, Indonesia Membaca harus terselenggara di desa-desa terpencil seperti di Tarikolot. Karena desa sudah mulai ditinggalkan bahkan dilupakan oleh orang-orang. Karena itu, dengan adanya sembako buku untuk Indonesia Membaca, diharapkan membangkitkan kembali untuk membangun kampungnya.” Acara tersebut diakhiri pula dengan simbolisasi 10 paket sembako buku untuk 10 TBM di sekitar Desa Tarikolot. Sebagai Presiden Forum TBM Pusat, Gol A Gong, mendampingi Yudi Kudaliar Febrianda (supervise CSR PT. Bakrie Telecom) penyerahan sembako tersebut yang diterima oleh Bapak Dulhamdi. Kemudian dilanjut dengan penyerahan sembako buku oleh para perwakilan TBM yang dilakukan Ibu Heni Rohaeni. Ditutup dengan foto-foto bareng.

Kami berharap, bagi-bagi sembako buku untuk 100 TBM di Jawa Barat, tidak berakhir begitu saja. Tetapi kami sedang memproses kunjungan berikutnya untuk membagikan 100 paket sembako buku untuk 100 TBM di Jawa Tengah. Jika teman-teman tertarik berpartisipasi atau ingin menyumbangkan sebagain rezekinya untuk TBM, maka silakan membeli satu paket sembako buku berisi 20 judul buku dengan harga Rp 250.000, atau teman-teman bisa menghubungi Tias Tatanka di nomor ponsel: 081906311007. Bantuan moril dan materil teman-teman adalah semangat bersama dalam mencerdaskan bangsa lewat buku. Salam literasi!

(*Penulis adalah relawan Rumah Dunia dan alumni Prodi Diksatrasia FKIP Untirta Serang

[caption id="attachment_219492" align="alignleft" width="621" caption="Foto: Seusai diskusi TBM sekaligus kunjungan terakhir bagi-bagi sembako buku untuk 100 TBM di Jawa Barat."][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun