Mohon tunggu...
MUHAMMAD ZARKASI
MUHAMMAD ZARKASI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

SAYA MEMILIKI MINAT DAN BAKAT MENULIS YANG HARUS SAYA TUANGKAN DISINI, HARAPANNYA SEMOGA BISA BERMANFAAT BAGI SEKITAR.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Politik Uang, Ancaman terhadap Kedaulatan Rakyat di Pilkada 2024

4 Oktober 2024   00:01 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilkada adalah waktu penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan dan kemajuan. Namun, praktik politik uang sering kali menjadi ancaman besar terhadap kedaulatan rakyat selama proses pemilihan yang seharusnya demokratis ini. Problem ini menjadi semakin penting dan harus dibicarakan dalam konteks pemilihan 2024.

Apa Itu Politik Uang?

Politik uang mencakup penggunaan uang atau materi untuk memengaruhi keputusan pemilih. Ini bisa berupa uang tunai, barang, atau insentif lainnya untuk mendukung. Meskipun dilarang oleh hukum, kebiasaan ini masih banyak dilakukan di banyak tempat, termasuk di Sumatera Selatan. 

source: detik.com
source: detik.com
Dampak Negatif Politik Uang

1. Merusak Integritas Pemilihan

Yang artinya, Jika pemilih dipengaruhi oleh uang, pilihan mereka tidak lagi didasarkan pada visi, misi, atau rekam jejak kandidat. Hal ini merusak dasar demokrasi, yaitu pilihan bebas dan beradab.

2. Menguatkan Kekuatan Modal

Maksudnya, Politisi yang memiliki kekayaan besar cenderung menang dalam persaingan politik, yang menyebabkan ketidakadilan di dunia politik. Akibatnya, calon yang kurang berkualitas tetapi memiliki lebih banyak uang terpinggirkan.

3. Menjadikan Siklus Kebijakan yang Buruk

Politikus yang terpilih melalui praktik politik uang seringkali lebih setia kepada kelompok yang membiayai kampanye mereka daripada kepada konstituen mereka. Ini menghasilkan kebijakan yang tidak menguntungkan rakyat dan mengabaikan kepentingan umum.

4. Menyuburkan Korupsi

Politik uang dapat menyebabkan budaya korupsi yang lebih luas. Politisi yang terpilih mungkin merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan "investasi" donor, yang pada gilirannya memicu praktik korupsi pemerintahan.

Upaya Melawan Politik Uang

1. Edukasi Pemilih

Masyarakat harus dididik tentang risiko politik uang dan pentingnya memilih kandidat berdasarkan kemampuan dan integritas. Efektivitas praktik ini dapat dikurangi oleh kesadaran pemilih yang tinggi.

2. Pengawasan Ketat

Penyelenggara pemilu, seperti KPU dan Bawaslu, harus meningkatkan pengawasan terhadap praktik politik uang. Pelanggaran harus ditangani dengan tegas agar pelaku jera.

3. Peningkatan Transparansi

Untuk meningkatkan transparansi dalam pembiayaan kampanye politik. Untuk mencegah penyalahgunaan, calon harus secara terbuka melaporkan sumber dan penggunaan dana kampanye. 

4. Sanksi yang Tegas

Memperkuat undang-undang dan penegakan hukum terhadap praktik politik uang dengan sanksi yang lebih berat diharapkan dapat membuat para pelanggar jera.

Kesimpulan 

Kemerdekaan rakyat dan tingkat demokrasi Indonesia diancam secara signifikan oleh politik uang, terutama menjelang Pilkada 2024. Melawan praktik ini harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan pemerintah, penyelenggara pemilu, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang kuat, diharapkan Pilkada 2024 akan berlangsung secara adil dan transparan dan memilih pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun