Menurut Teori Pembangunan Berkelanjutan oleh Sachs (2015), pembangunan harus mempertimbangkan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Oleh karena itu, tantangan utama saat ini adalah mencari sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan tanpa merusak lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, kelestarian lingkungan menjadi sebuah tantangan yang harus diatasi dalam memenuhi kebutuhan energi (Stern, 2015).
Pada konteks ini, pemanfaatan susu kambing etawa sebagai sumber energi menjadi alternatif menarik untuk dieksplorasi.
II. Susu Kambing Etawa sebagai Sumber Energi
Kandungan Nutrisi dan Potensi Energi
Susu kambing etawa memiliki keberagaman nutrisi yang tinggi, termasuk protein, lemak, dan mineral, seperti yang diungkapkan dalam penelitian oleh Sunaryo et al. (2018).
Kandungan nutrisi yang kaya ini memberikan potensi besar dalam menghasilkan energi melalui proses konversi.
Dalam konteks ini, teori Konversi Energi oleh Heywood (2016) menjadi dasar pemahaman bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Dengan demikian, susu kambing etawa dapat diolah menjadi sumber energi yang ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang tidak berkelanjutan.
III. Kelestarian Lingkungan dalam Pemanfaatan Susu Kambing Etawa
Pengurangan Limbah dan Emisi
Proses konversi susu kambing etawa menjadi energi tidak hanya menghasilkan sumber energi yang berguna tetapi juga membantu mengurangi limbah dan emisi yang merugikan lingkungan.
Menurut teori Pengelolaan Limbah dan Emisi oleh Turner et al. (2019), mengelola limbah dengan cara yang bijaksana dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan menggunakan susu kambing etawa sebagai sumber energi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.