Mohon tunggu...
Muh Zadit
Muh Zadit Mohon Tunggu... Penulis - Blogger SEO Copywriting
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyiar kreatif dalam pemasaran online, menjangkau audiens luas secara organik, dengan konten sosial media, jurnalistik & SEO blogging, untuk mendominasi pencarian Google, membangun brand awareness, memikat pembaca potensial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sigaret Kretek: Aroma Warisan Budaya, Cak Imin Mendukung Ekonomi Lokal

6 November 2023   15:21 Diperbarui: 6 November 2023   15:34 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh mengerjakan pelintingan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Kudus @ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho 

Bisakah aroma menghidupkan kembali kenangan yang hampir terlupakan? Dalam artikel ini, kita akan membahas sigaret kretek tangan, sebuah warisan kebudayaan yang tak lekang oleh waktu dan aromanya yang khas. 

Tetapi ini bukan sekadar cerita tentang rokok, melainkan tentang bagaimana kretek tangan menghidupkan kembali ekonomi lokal dan membangun komunitas yang kuat. 

Jadi, mari kita masuk lebih dalam ke dalam dunia kretek tangan dan jelajahi alasan mengapa topik ini penting dalam menghormati warisan budaya dan mendukung perekonomian lokal.

Aroma Membawa Kenangan

Pada suatu sore yang hangat di pedesaan Indonesia, seseorang membuka bungkus rokok kretek tangan. Saat asap perlahan terangkat, aroma khas sigaret kretek tangan mulai menari-nari di udara. Itu adalah aroma yang tak terlupakan, yang selalu membangkitkan kenangan akan masa lalu dan kehidupan yang penuh warna.

Kretek tangan, yang berasal dari kata "cengkeh," adalah campuran tembakau, cengkeh, dan rempah-rempah khas Indonesia yang menciptakan rasa unik yang menggugah selera. Aroma khas ini telah menjadi ciri khas Indonesia dan salah satu warisan budaya yang paling dihormati.

Kretek tangan bukan sekadar produk; itu adalah bagian integral dari sejarah, tradisi, dan cara hidup orang Indonesia. Sejak pertama kali diciptakan oleh Haji Jamhari pada tahun 1913, kretek tangan telah menjadi ikon budaya yang melintasi generasi. Setiap bungkus kretek tangan membawa lebih dari sekadar tembakau dan cengkeh; itu membawa kenangan dan cerita yang tak terlupakan.

Aroma kretek tangan mengingatkan banyak orang tentang pertemuan dengan teman-teman di warung kopi lokal, perayaan kecil di halaman rumah, atau momen-momen penuh kehangatan bersama keluarga. Itu seperti lembaran-lembaran hidup yang terjalin dengan aroma, mengaitkan masa lalu dengan masa sekarang.

Kretek tangan adalah warisan kebudayaan yang tak lekang oleh waktu. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang sejarah, budaya, dan peran ekonomi dari kretek tangan. Kita akan menjelajahi bagaimana aroma khas ini menghidupkan kembali kenangan, mengenang warisan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari, dan mengapa mendukung industri kretek tangan adalah cara untuk menjaga warisan budaya yang berharga ini hidup.

Warisan yang Melekat

Ilustrasi Perokok (Foto: komunitaskretek.or.id) 
Ilustrasi Perokok (Foto: komunitaskretek.or.id) 

Aroma sigaret kretek tangan adalah tidak hanya sekadar bau tembakau dan cengkeh; itu adalah warisan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Sejak diciptakan pertama kali oleh Haji Jamhari pada tahun 1913, kretek tangan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun