Mohon tunggu...
Muhyiddin Dardiri
Muhyiddin Dardiri Mohon Tunggu... -

santri pondok pesantren Mansyaul Huda 2 Jatisari Senori Tuban. mendapat keberuntungan untuk menginjakan kaki di kota pahlawan dan singgah di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemanakah Gerbong Reformasi Kita?

21 Mei 2012   12:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

21 Mei 1998, Empat belas tahun yang lalu, Soeharto mengundurkan diri dari jabatanya sebagai Presiden Republik Indonesia, karena desakan demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat, pada saat itu juga digaungkan kata reformasi. Era Reformasi sebagai ganti dari Runtuhnya Orde Baru. kita kehilangan beberapa anak negeri sebagai korban demi tegaknya reformasi. demi terwujudnya Indonesia lebih baik. Reformasi ibarat gerbong yang membawa cita-cita dan harapan masyarakat Indonesia.

Empat belas tahun sudah kita menaiki gerbong reformasi, tentunya dengan adanya reformasi, masyarakat menginginkan perubahan-perubahan yang lebih baik dari masa Orde Baru. Ada harapan besar kepada pemegang kekuasaan di era reformasi ini untuk menjalankan demi kesejahteraan rakyat, Bebas korupsi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Tapi dari tahun ke tahun kita merasakan Jalanya reformasi makin tidak tentu arah, keluar dari jalur reformasi yang kita tuju. Korupsi makin menjalar di jajaran pemegang kekuasaan dari yang paling atas sampai yang paling bawah, kesengsaraan rakyat, kemiskinan makin meningkat, biaya pendidikan yang masih mahal. Akankah sia-sia pengorbanan para demonstran yang sampai mengorbankan nyawa demi tegaknya reformasi. apakah kita telah gagal menjalankan reformasi?Bisakah kita menempatkan kembali gerbong reformasi kepada rel yang semestinya?yang sejalan dengan cita-cita para pejuang reformasi di tahun 1998?semoga ini tidak hanya menjadi sebuah harapan kosong belaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun