Muhammadiyah, sebagai  salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang, dan kontribusi yang sangat signifikan dalam membangun peradaban umat manusia. Organisasi ini tidak hanya berfokus pada pengembangan kehidupan spiritual umat, tetapi juga berperan besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan kemanusiaan. Sejak didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912, Muhammadiyah telah menjadi garda terdepan dalam menciptakan perubahan sosial yang mendalam, baik di Indonesia maupun di dunia internasional.
Pontianak, Senin 9 Desember 2024.Awal Berdirinya Muhammadiyah: Sebuah Perubahan Paradigma
Muhammadiyah lahir sebagai respons terhadap keterbelakangan umat Islam pada masa kolonial. K.H. Ahmad Dahlan, sebagai pendiri, memandang bahwa umat Islam harus bertransformasi dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat pembaruan, beliau berupaya menanggalkan praktik-praktik yang dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni. K.H. Ahmad Dahlan menekankan pentingnya pendidikan, ilmu pengetahuan, dan pemahaman agama yang tidak hanya terbatas pada ritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Pendirian sekolah-sekolah modern yang memadukan kurikulum agama, dan pengetahuan umum adalah salah satu langkah revolusioner yang membawa Muhammadiyah menjadi pelopor pendidikan Islam di Indonesia. Melalui sistem pendidikan ini, Muhammadiyah mengajarkan umat untuk berpikir kritis, menghargai ilmu pengetahuan, serta berperan aktif dalam kemajuan masyarakat.
Struktur Organisasi yang Kokoh dan Tersebar
Muhammadiyah tidak hanya dikenal dengan kiprahnya yang besar dalam sejarah, tetapi juga memiliki struktur organisasi yang sangat kokoh. Dengan lebih dari seabad perjalanan, organisasi ini memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Keberadaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang sangat terorganisir, dengan tujuan untuk menjangkau setiap lapisan masyarakat, Â dengan sebarannya sebagai berikut;
- 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di tingkat provinsi.
- 475 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di tingkat kabupaten/kota.
- 3.947 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di tingkat kecamatan.
- 14.670 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) di tingkat desa/kelurahan.
Dan semakin diperkuat dengan kehadiran berbagai organisasi otonom Muhammadiyah seperti 'Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci.Â
Kekayaan Aset dan Amal Usaha
Salah satu aspek utama yang membedakan Muhammadiyah adalah jumlah, dan jenis amal usaha yang dimilikinya. Organisasi ini mengelola secara profesional berbagai sektor yang tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi umat, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun bangsa. Muhammadiyah mengelola ribuan sekolah, rumah sakit, pesantren, panti asuhan, dan berbagai lembaga sosial lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
- Pendidikan
Sebagai pelopor pendidikan Islam, Muhammadiyah mengelola lebih dari 5.345 sekolah, dan 172 perguruan tinggi. Selain itu, Dana Abadi Pendidikan Muhammadiyah juga menjadi langkah strategis dalam mendukung pendidikan bagi mereka yang kurang mampu. Beasiswa yang disalurkan melalui program ini telah membantu ribuan pelajar, dan mahasiswa untuk mengakses pendidikan yang berkualitas.
- Kesehatan
Dalam sektor kesehatan, Muhammadiyah telah mengelola 122 rumah sakit, dan 231 klinik, yang memberikan layanan medis kepada masyarakat luas, termasuk mereka yang kurang mampu. Layanan kesehatan ini tidak hanya mencakup pengobatan, tetapi juga pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran akan pentingnya hidup sehat.
- Wakaf
Muhammadiyah mengelola 20.465 lokasi wakaf dengan luas tanah mencapai 214.742.677 meter persegi. Wakaf ini digunakan untuk berbagai tujuan sosial, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan dakwah. Dengan kekuatan wakaf, Muhammadiyah turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi umat, pemberdayaan masyarakat, serta penyediaan fasilitas sosial yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
- Amal Sosial
Dalam hal amal sosial, Muhammadiyah mengelola 635 panti asuhan, 440 pesantren, dan 13.000 masjid/musala di seluruh Indonesia. Panti asuhan dan pesantren yang dikelola Muhammadiyah memberikan pendidikan, dan perlindungan bagi anak-anak terlantar, sementara masjid dan musala berfungsi sebagai pusat dakwah dan kegiatan sosial umat.
Salah satu contoh pengelolaan aset yang signifikan adalah keberadaan Hotel SM Tower melalui Amal Usaha Suara Muhammadiyah, yang kini tersebar di beberapa kota strategis seperti Yogyakarta, dan Berau, Kalimantan Timur.  Hingga kini Muhammadiyah juga telah memiliki  stasiun televisi, radio, majalah, penerbit, dan media-media lainnya yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
Kontribusi Muhammadiyah tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga meluas ke dunia internasional. Muhammadiyah aktif berperan dalam berbagai program kemanusiaan dan pendidikan yang melibatkan negara-negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
- Pendidikan dan Dakwah Internasional
Sebagai bagian dari upaya membangun hubungan internasional, Muhammadiyah mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Muhammadiyah Australia College (MAC). Kedua institusi ini berperan penting dalam memperkenalkan nilai-nilai Islam yang moderat di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik. Muhammadiyah juga terlibat dalam pendidikan untuk diaspora Indonesia di Mesir melalui pengelolaan sekolah dan pemberian beasiswa untuk pelajar yang melanjutkan studi di Al-Azhar University.
- Misi Kemanusiaan di Kawasan Konflik
Di tingkat global, Muhammadiyah telah banyak terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di berbagai kawasan konflik. Melalui Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), organisasi ini memberikan bantuan darurat, pengobatan, dan bantuan logistik kepada pengungsi di berbagai negara, seperti di Gaza Palestina, Â pengungsi Rohingya di Bangladesh, pengungsi Palestina di Lebanon, serta korban bencana di Turki dan Suriah.
- Wakaf Global
Muhammadiyah juga memiliki perhatian terhadap pemberdayaan ekonomi global melalui wakaf. Salah satu langkah monumental adalah pembelian gereja di Spanyol yang diubah menjadi masjid sebagai simbol dakwah damai, dan lintas budaya. Selain itu, Muhammadiyah juga menjajaki peluang pengelolaan wakaf di Afrika, yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi berbasis komunitas.
- Isu Perubahan Iklim
Menghadapi tantangan perubahan iklim, Muhammadiyah turut berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Pada COP28 di Dubai (2023), Muhammadiyah mengajukan program pengelolaan lingkungan berbasis masjid sebagai pusat edukasi dan praktik ramah lingkungan. Inisiatif ini menunjukkan bahwa dakwah Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga peduli terhadap kelestarian bumi sebagai amanah dari Allah.
Inspirasi dari Muhammadiyah
Lebih dari seratus tahun berdiri, Muhammadiyah telah menjadi sebuah simbol gerakan Islam yang berkemajuan, modern, dan penuh kontribusi bagi umat manusia. Dalam setiap langkahnya, Muhammadiyah membuktikan bahwa kekayaan sejati tidak hanya dilihat dari materi, tetapi dari kualitas amal yang bermanfaat untuk umat. Melalui pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah internasional, Muhammadiyah telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kesejahteraan, kedamaian, dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.
Keberlanjutan gerakan ini memberi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkontribusi dalam memajukan kehidupan umat, dengan menjadikan amal sebagai salah satu jalan untuk meraih keberkahan hidup. Semoga semangat dakwah dan perjuangan Muhammadiyah dapat terus memberi manfaat yang tak terhingga bagi generasi-generasi yang akan datang.
Referensi:
1. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Laporan Tahunan 2023-2024.
2. Lazismu, Kinerja Zakat dan Program Sosial Global 2023.
3. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Laporan Milad ke-112 Muhammadiyah.
4. United Nations Climate Change Conference (COP28), Indonesian Civil Society Contributions, 2023.
5. "Muhammadiyah as a Global Movement," The Jakarta Post, 2024.
6. Hefner, R. W., Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia, Princeton University Press.
7. Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Muhammadiyah, Laporan Dana Abadi Pendidikan  Muhammadiyah 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI