Pada Jumat, 1 November 2024, ba'da Ashar, saya berkesempatan menjadi narasumber dalam kajian bertema "Mengenal Tokoh Khalifah Ali bin Abi Thalib sebagai Pemuda yang Tangguh dalam Menuntut Ilmu." Kajian ini diadakan oleh Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Muhammad Alfatih Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak, yang berlokasi di taman kampus. Sore itu, langit yang mendung dan udara yang sejuk menciptakan suasana teduh dan khusyuk, sangat cocok untuk kajian yang inspiratif ini.
  Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pimpinan Komisariat IMM Muhammad Alfatih,  Syayid Zaki Alfaridzi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali kajian keislaman, terutama yang membahas sirah, atau sejarah para sahabat Rasulullah shalaullahu alaihi wa sallamah. Beliau menyayangkan bahwa selama ini mahasiswa lebih sering mendalami pemikiran Barat, sementara tokoh-tokoh inspiratif dalam Islam justru jarang disentuh. Dengan rendah hati, ia juga mengaku bahwa sebagai seorang santri sewaktu menempuh pendidikan di Pondok Pesantren, mata pelajaran tarikh Islam adalah favoritnya karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang relevan, dan mendalam.
  Setelah sambutan yang penuh semangat tersebut, saya membuka kajian dengan dua pertanyaan penting: mengapa kita perlu mempelajari sejarah kehidupan para sahabat, dan apa yang membuat sosok Ali bin Abi Thalib begitu spesial dalam sejarah Islam. Saya memulai dengan mengenalkan Ali sebagai "karamullah wajhah" atau "semoga Allah memuliakan wajahnya," gelar yang menunjukkan kebersihan, dan kemuliaan karakternya. Sejak belia, Ali tumbuh di bawah asuhan Rasulullah Shalaullahu alaihi wasallamah., mempelajari Islam langsung dari sumbernya, yang menjadikan dirinya pribadi yang tangguh dalam iman dan pengetahuan.
   Ali bin Abi Thalib: Tangguh dalam Ilmu dan Akhlak
  Ali dikenal sebagai sosok yang berani, cerdas, dan berakhlak mulia. Di usia muda, ia sudah membuktikan keberaniannya dalam membela kebenaran, serta keteguhan prinsipnya meskipun menghadapi berbagai tantangan. Kisah hidupnya mengajarkan kita bahwa karakter pemuda Islam yang sejati adalah mereka yang berani menuntut ilmu, berani bersikap benar, dan tegas dalam menghadapi tantangan.
  Perang Shiffin dan Kemunculan Syiah
Ali juga dihadapkan pada ujian berat saat menjabat sebagai khalifah, salah satunya dalam Perang Shiffin melawan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan. Saya menjelaskan kepada peserta bahwa perang ini menjadi titik penting dalam sejarah Islam yang mengakibatkan lahirnya kelompok-kelompok pemikiran, seperti Syiah. Namun, Ali tetap menampilkan teladan dalam kebijakan ,dan keberanian di tengah situasi sulit, menunjukkan pentingnya berpegang teguh pada prinsip meskipun di tengah perbedaan.
   Nahjatul Balaghah: Kitab Penuh Hikmah
  Kitab "Nahjatul Balaghah" merupakan kumpulan pidato, surat, dan ucapan Ali yang dikumpulkan oleh seorang ulama abad ke-10 Hijriyah. Kitab ini menjadi sumber hikmah yang memperlihatkan bagaimana Ali memandang kehidupan, hubungan sosial, dan pemerintahan. Saya mengajak peserta untuk melihat bagaimana warisan intelektual Ali ini bisa menjadi panduan dalam menghadapi berbagai situasi hidup dengan integritas dan hikmah.
  Kisah Romantis Ali dan Fatimah Az-Zahra: Inspirasi dalam Ketulusan Cinta
  Saya juga membagikan kisah cinta Ali dan Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah, yang menjadi inspirasi dalam membangun rumah tangga. Ali menunjukkan bahwa cinta yang didasari iman , dan kasih sayang yang tulus dapat menjadi fondasi kuat dalam kehidupan berkeluarga. Pasangan ini menjadi contoh bagaimana hubungan yang dibangun dengan penuh cinta dan ketakwaan bisa menjadi kekuatan besar dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
  Inspirasi bagi Pemuda Masa Kini
  Di akhir kajian, saya mengajak peserta untuk merenungkan relevansi kisah Ali dalam kehidupan pemuda saat ini. Ali menunjukkan bahwa pemuda yang ideal adalah mereka yang memiliki kekuatan intelektual, keberanian, dan akhlak yang luhur. Di tengah era yang penuh tantangan, sosok Ali menjadi inspirasi bagi kita untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran.
  Agenda diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Peserta antusias bertanya seputar tantangan yang dihadapi Ali dan cara pandangnya yang bisa diterapkan dalam kehidupan mahasiswa. Tak lupa, acara ini ditutup dengan foto bersama sebagai kenangan akan kajian penuh inspirasi ini.
  Sebagai penutup, kisah Ali bin Abi Thalib menyimpan banyak pelajaran hidup yang mendalam, terutama bagi para pemuda yang sedang mencari arah dan makna sejati dalam perjalanan mereka. Ali mengajarkan bahwa ketangguhan sejati bukan hanya soal kekuatan fisik atau keberanian di medan laga, tetapi juga keberanian untuk berpikir, belajar, dan mempertahankan prinsip dalam menghadapi tantangan hidup.
  Di tengah arus zaman yang penuh distraksi dan godaan material, Ali memberikan kita teladan tentang betapa pentingnya menjaga integritas dan kesederhanaan. Ia mengingatkan kita bahwa ilmu dan kebijaksanaan tidak bisa dipisahkan dari akhlak dan ketakwaan. Sebagaimana ia mendampingi Rasulullah saw. dengan setia sejak muda, Ali menunjukkan bahwa dekat dengan ilmu dan kebenaran adalah bekal terbaik dalam hidup.
  Bagi pemuda yang hidup di era modern, sosok Ali adalah cermin yang memantulkan nilai-nilai ketulusan, kesetiaan, dan keberanian moral. Di setiap tahap kehidupannya, Ali menunjukkan bagaimana kekuatan iman dan ketekunan dalam menuntut ilmu bisa membentuk karakter dan pandangan hidup yang kokoh. Semoga kita, para pemuda yang menjadi penerus peradaban, bisa meneladani Ali dalam mencari ilmu, memperbaiki diri, dan memperjuangkan kebaikan.
  Akhirnya, kita diingatkan bahwa meneladani para sahabat bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga membangkitkan ruh yang hidup, menjadikan nilai-nilai mereka panduan dalam setiap langkah yang kita ambil. Semoga Allah Ta'ala memberi kita kekuatan untuk mengambil hikmah dari Ali bin Abi Thalib, dan menjadikannya lentera bagi perjalanan kita menuju masa depan yang lebih baik dan penuh keberkahan.
  Menghidupkan kembali kisah sahabat Nabi seperti Ali bin Abi Thalib bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga upaya menggali inspirasi untuk masa depan. Semoga kajian ini menjadi langkah awal bagi generasi muda IMM untuk meneladani Ali bin Abi Thalib dalam menuntut ilmu dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H