Mohon tunggu...
Muhtolib
Muhtolib Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di STAI Nurul Iman Parung Bogor

Nama Muhtolib, Dipanggil tholib, berasal dari desa Luweng Kidul, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. sekarang tinggal di Parung Bogor Jawa Barat. Riwayat pendidikan SDN Luweng Lor (2000), MTs Ma'arif NU Pituruh (2003), MAN Purworejo (2006), STAI Nurul Iman (2011), S2 Institut PTIQ Jakarta (2018), S3 Beasiswa LPDP-Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal 2023 (Univ. PTIQ Jakarta), hoby traveling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arak-arakan sebagai Tradisi Khataman Al-Qur'an di Purworejo

13 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 19 Oktober 2023   00:15 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pituruhnews.com/2018/07/selain-di-gelar-di-pituruh-arak-arakan.htmlInput sumber gambar

Biasanya dimulai dari surat ad-Dhuha-sampai an-Nas dan diakhiri membaca do'a khotmil Qur'an, kemudian dilanjutkan acara tahlil, pembacaan maulid al-Barjanji dan Mau'idhah hasanah (pengajian Kyai, Ust, Habib).

Bagi kalangan anak-Anak yang bisa mengkhatamkan al-Qur'an dengan tradisi arak-arakan, menjadi suatu momen yang besar. Sehingga menjadi kebanggan bagi mereka yang bisa menyelesaikan mengaji al-Qur'an 30 juz, dan akan memberikan motivasi atau dorongan bagi anak-anak yang lain yang belum selesai mengaji al-Qur'an. Bagi Keluarga juga merupakan momen yang penting, sebagai ajang silaturahim dengan mengadakan pesta syukuran, seperti halnya pesta perkawinan, mengundang makan saudara, kerabat dan tetangga sekitar.

Ada beberapa nilai yang terkadung dalam tradisi arak-arakan khataman al-Qur'an: Pertama, nilai Sosial, yakni kebersamaan yang dipengaruhi oleh rasa kekeluargaan dengan kebersamaan menyiapkan tempat, sarana prasarana dan lainnya;  kedua, bagian dari dakwah Islam (religi), agar anak-anak senantiasa membaca Al-Qur'an sebagai pedoman kitab suci umat Islam;

Ketiga, Nilai Pendidikan, menanamkan pendidikan untuk saling menghargai, anak yang sudah berprestasi, menghargai  guru ngaji/ Kyai, Ustadz yang sudah berjasa terhadap pendidikan Agama Islam. Keempat, Nilai budaya, yakni setiap arak-arakan Khataman al-Qur'an, masyarakat akan bergembira menunggu datangnya arak-arakan melewati jalan kampung, dengan sabar hati sambil bercengkrama menyaksikan arak-arakan dan juga dengan senang hati minta gagar mayang yang dipayungi keanak yang khatam al-Qur'an dengan harapan mendapat keberkahan bisa juga mengakhatamkan al-Qur'an 30 juz. Wallahu a'lam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun