Salah satu waktu yang dimuliakan dalam Islam adalah malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada malam ke-15 di bulan Sya’ban. Dalam bahasa Arab, Nisfu dapat diartikan sebagai pertengahan, sementara Sya’ban yaitu bulan Sya'ban. Sehingga Nisfu Sya'ban dipahami sebagai pertengahan bulan Sya’ban atau separuh bulan Sya’ban. Sya’ban diambil dari akar kata syin, ‘ain dan ba’ yang berarti cabang.
Satu riwayat menyebutkan, dinamakan bulan Sya’ban karena di dalamnya terdapat banyak sekali kebaikan. Laksana sebatang pohon yang memiliki banyak cabang, dahan dan ranting. Sebagaimana berlaku umum, waktu-waktu mulia dalam Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, termasuk di antaranya malam Nisfu Sya’ban. Di antara keistemewaan bulan Sya’ban diantaranya:
- Turunnya QS. al-Ahzab/33: 56 yang berisi perintah bershalawat kepada Nabi Muhammmad SAW. Sehingga bulan ini dikenal sebagai bulan shalawat.
- Terjadi peristiwa perpindahan arah kibat kaum muslimin dari Baitil Maqdis di Pelestina ke Ka’bah di Masjidil Haram Mekkah. Peristiwa perpindahan arah kiblat tersebut terjadi tahun ke-2 hijriyah berdasarkan wahyu QS. al-Baqarah/2: 144 dan diabadikan hingga kini dengan sebuah monumen berupa Masjid Qiblatain terletak sekitar tujuh kilo meter dari Masjid Nabawi Madinah.
- Turunnya perintah puasa Ramadhan QS. al-Baqarah/2: 183 pada tahun ke-2 hijriyah.
- Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Hafshah dan Siti Juwairiyah dan lahirnya Sayyidina Husain, cucu baginda Rasulullah SAW tahun ke-3 hijriyah.
- Terjadinya beberapa peperangan yang sangat penting dalam sejarah perjuangan Islam seperti perang Bani Mushtaliq ke-6 hijriyah.
- Terdapat malam istimewa, yakni malam Nisfu Sya’ban (malam tanggal 15 Sya’ban). Nisfu Sya’ban merupakan salah satu dari lima malam yang utama; malam Qadar (lailatul qadar), Idul Fitri, Idul Adha, malam Jumat dan malam awal bulan Rajab.
Menurut penjelasan Ulama Salafus Shalih terkait kemuliaan dan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban. Pertama, malam Nisfu Sya’ban dinamakan dengan lailatul bara'ah (malam penuh kesucian). Pasalnya, pada malam itu mengandung berbagai kebaikan, kemudahan rezeki, dan diampuni pelbagai dosa manusia. Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan kemuliaan dari malam Nisfu Sya’ban yang dimanfaatkan oleh kalangan sahabat untuk berdoa dan meminta ampunan pada Allah. Sebab karena kesucian malam nisfu Sya’ban tersebut, Allah menurunkan rahmatnya pada orang yang memohon ampunan pada-Nya.
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ
Artinya: “Ketika malam Nisfu Sya’ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Ia berfirman: “Ingatlah orang yang memohon ampunan kepadaKu maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada–Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada–Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, sehingga fajar tiba. [HR Ibnu Majah]”
Sebagaimana diketahui, Nisfu Sya'ban juga merupakan salah satu hari yang istimewa. Sebab, di malam tersebut, diyakini semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampun. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW, "Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi )
Malam nisfu Sya’ban juga disebut malam penuh ampunan [ lailu al ghufran]. Untuk itu, seyogianya pada malam tersebut orang-orang yang merasa dirinya penuh dengan noda dosa dan keburukan, bertaubat kepada Allah. Sebab pada malam penuh ampunan itu, Allah akan mengampuni seluruh dosa hamba-Nya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Thabrani, yang bersumber dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: “Allah swt melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (ampunan).
Nisfu Sya’ban disebut juga malam diterima segala permintaan (lailatu al ijabah). Sudah tak menjadi rahasia lagi, bahwa malam Nisfu Sya’ban termasuk dalam malam yang penuh dengan kucuran kebaikan dari Allah. Selain mendapatkan ampunan, seseorang yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban juga akan mendapatkan kemuliaan, berupa dikabulkan permintaannya. Berdasarkan hal tersebut, sudah sepatutnya pada malam tersebut, seorang muslim meminta kepada Tuhannya.
Dalam sebuah hadits, nabi pernah menjelaskan kepada Sayyidah Siti Aisyah bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan malam ditulisnya takdir-takdir manusia selama satu tahun,
عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِي ﷺ قَالَ: هَلْ تَدْرِيْنَ مَا هَذِهِ اللَّيْلَة؟ قَالَتْ: مَا فِيْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: فِيْهَا أَنْ يُكْتَبَ كُلُّ مَوْلُوْدِ بَنِي آَدَمَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ، وَفِيْهَا أَنْ يُكْتَبَ كُلُّ هَالِكٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ، وَفِيْهَا تُرْفَعُ أَعْمَالُهُمْ، وَفِيْهَا تَنْزِلُ أَرْزَاقُهُمْ Artinya,
“Dari Aisyah, dari Nabi Muhammad, beliau bertanya: ‘Apakah kamu tahu ada apa dengan malam ini (Nisfu Sya’ban)?’ Sayyidah Aisyah kembali bertanya: ‘Ada apa di dalamnya, wahai Rasulullah?’ Maka nabi menjawab: ‘Di dalamnya ditulis semua anak yang dilahirkan dari keturunan Nabi Adam pada tahun ini. Pada malam itu ditulis semua orang yang celaka dari keturunan Nabi Adam pada tahun ini. Pada malam itu (juga) diangkat semua amal (perbuatan) mereka, dan pada malam itu diturunkan rezeki mereka.” (HR Al-Baihaqi).
Oleh karena itu, di momen malam tersebut, banyak masyarakat Indonesia yang menghidupkan malam tersebut dengan melakukan ibadah dan berbagai amalan diantaranya; membaca Surat Yasin tiga kali, disertai dengan memperbanyak berdoa. Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dalam kondisi taat dan patuh pada Allah; Yasin kedua diniatkan untuk tolak bala' dalam seumur hidup; Sementara Yasin ketiga diniati minta kekayaan dan kecukupan selama hidup.
Sementara di hari esoknya, umat Islam juga disunnahkan untuk berpuasa. Hal ini selaras dengan sebuah hadits Rasulullah saw, "Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman). wallahu a'lam..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H