Mohon tunggu...
Muhtar Arifin
Muhtar Arifin Mohon Tunggu... Guru - Meskipun Tertatih, Berusaha untuk Tetap Berlatih

Belajar, Mengajar, Membaca, Menulis, Berlatih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran di Balik Tetesan Infus

4 Maret 2022   23:13 Diperbarui: 6 Maret 2022   00:12 20024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari menunggu pasien di rumah sakit adalah merupakan hari yang penuh dengan perjuangan. Saat-saat menemani orang yang sedang sakit adalah saat-saat yang sangat butuh kepada ketabahan. Akan tetapi, jika direnungkan, maka di dalamnya terdapat berbagai pelajaran.  Berbagai inspirasi dapat muncul di tempat yang tidak pernah kosong dari pasien ini. Para Ulul Albab mengatakan:

Wahai Rabb Kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka lindungilah kami dari adzab neraka[1]. 

 Seandainya Anda ditanya, apa pelajaran yang dapat diambil dari tetesan infus, kira-kira apa jawaban Anda? Pasti Anda memiliki jawaban yang banyak tentang mutiara yang dapat diambil dari tetesan tersebut. Masing-masing akan mengemukakan pendapatnya dari perspektifnya yang berbeda-beda.

 Di hari-hari menunggu seorang pasien, penulis perhatikan tetesan cairan infus. Sambil melalui menit demi menit, jam demi jam, ia  mendapatkan dua pelajaran dari tetesan tersebut. Pelajaran tersebut adalah:   

 1. Tetesan Mengajarkan Sikap Konsisten. 

Tetesan infus mengajarkan kita agar konsisten dalam mengerjakan sesuatu. Jika kita perhatikan tetesan cairan infus, ia menetes dengan setetes demi setetes. Hanya saja ketika ia terus-menerus, maka belum ada sepekan seorang pasien bisa menghabiskan beberapa botol infus. Sejumlah cairan telah masuk ke dalam tubuhnya setetes demi setetes.

Dalam pepatah dikatakan: "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit". Tatkala seseorang konsisten dalam melakukan sesuatu, maka akan menghasilkan sesuatu yang besar dan banyak. Sedikit akan tetapi kontinu, akan membuahkan berbagai keajaiban.

Nabi telah mengajarkan kepada ummatnya agar konsisten dalam melakukan suatu kebaikan. Dalam hadits yang shahih Rasulullah -- shallallahu 'alaihi wasallam -- bersabda: "

 Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah (amalan) yang paling kontinu meskipun sedikit[2]. Hadits ini mengisyaratkan pentingnya seseorang untuk kontinu dalam melakukan suatu kebaikan meskipun hanya sedikit jumlahnya.   

2. Tetesan mengajarkan tahapan dalam setiap urusan.

 Seorang pasien ketika dimasukkan ke dalam tubuhnya cairan infus, maka cairan tersebut masuk secara perlahan-lahan. Ia tidak masuk sekaligus dalam satu waktu. Ini mengajarkan kepada kita untuk melakukan tahapan-tahapan dalam melaksanakan sesuatu.

 Dalam belajar perlu bertahap. Apabila seseorang ingin belajar suatu disiplin ilmu dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat, maka bagaimana penguasaannya terhadap apa yang dipelajarinya? Tentu berbeda dengan orang yang mempelajarinya dengan bertahap.

 Mengingat pentingnya bertahap dalam belajar, para ulama menjelaskan agar seseorang melakukan tahapan-tahapan dalam menuntut ilmu. Imam Ibnu Abdil Barr (w. 463) telah membawakan sebuah atsar dari Imam Az-Zuhri yang mengatakan:

 Janganlah engkau mempelajari suatu ilmu secara sekaligus. Hal itu karena sesungguhnya barangsiapa yang menginginkan untuk mempelajarinya secara sekaligus, maka akan lenyap darinya secara sekaligus[3].

  Seorang anak kecil ketika ia akan berjalan, apakah ia langsung bisa berlari? Tentu tidak. Ia akan melalui tahapan-tahapan tertentu. Ia akan membalikkan badannya terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu, ia akan duduk, kemudian berdiri, kemudan melangkah dan berkali-kali jatuh. Kemudian baru ia akan bisa berlari.

 Setelah kita memahami dua pelajaran ini, kita akan berusaha untuk konsisten dalam melakukan sesuatu, meskipun hanya sedikit. Selain itu kita juga akan berupaya melakukan tahapan-tahapan dalam rangka menuju kepada kebaikan. Semoga Penguasa semesta alam memberikan kepada kita taufiq untuk menempuh jalan yang diridhai-Nya.

 Barangsiapa yang suka berproses, maka dengan idzin-Nya ia akan sukses.

Selamat beraktivitas.  Semoga sukses selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun