Mohon tunggu...
Muh. Syakir Fadhli
Muh. Syakir Fadhli Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Buruh Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengarang Kesepian

26 Juni 2016   14:09 Diperbarui: 26 Juni 2016   14:23 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Birukertas"][/caption]
dari jauh aku melihatnya
ia menangis sendirian
dihujani ragam suara alam
di kedinginan yang gamang

aku menghampirinya
ia melirikku dengan sinarnya
dalam gugup ia isyaratkan kata
sungguh air telah diam tak beriak
suatu tanda bahwa air telah tertidur
dijadikanya pula bintang membiru
tertidur, dalam mimpi yang semu.

Sepertinya Bantimurung terlalu indah
diabaikan terlebih untuk dilupakan
tentu..
sebatas yang ku tahu, hanya itu.

hal ini lebih dulu harus kulisankan
khusus pada malam yang dingin ini
lampu itu tak sendiri
entah pada malam-malam selanjutnya.

Bantimurung, 28 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun