Mohon tunggu...
Muh. Syakir Fadhli
Muh. Syakir Fadhli Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Buruh Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengingat Lupa

23 Februari 2016   19:14 Diperbarui: 23 Februari 2016   19:30 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mengingat Lupa"][/caption]Tampaknya suasana akan dingin dan membeku

Matahari baru saja tiba— di depan gerbang pintu malam

Sekarang langit sudah gelap

Warna jingga sudah pudar, dan hitam menjadi gantinya

 

Di luar kedai, hujan sibuk mengguyur

Menuang air dengan rintik seluas awan

Titik-titiknya jatuh seperti biasa

Menyapu debu—pada kulit kasar bebatuan

 

Dari tempatku duduk,

Ku lihat payung di kaki pintu—kedai itu

Aku bertanya, payung siapa ini?

“Itu payungku,” jawab si kecil bermata jelita

 

Menyedihkan sekali, rasanya jadi orang pelupa

Atau ditinggal pergi karena dianggap sibuk  

Aku diam dan tubuhku gemetar

Wajahku pucat dan nafasku terhenti sejenak

 

Wajah itu. Juga suara itu.

Ku pejamkan mataku

Lalu ku tarik kembali memoriku

Seraya mengingat kembali, siapa pemilik suara itu

 

Dan akhirnya, Aku ingat

Mungkin inilah yang sempat kulupa

Wajah—, serta suara itu

Dia bocah yang kutabrak dua minggu lalu.

 

Samata-Gowa,02 Desember 2015
ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun