Aksi protes warga desa Muncung, Kecamatan Kronjo, terhadap proyek PIK 2 pada Sabtu, 1 Februari 2025 harus berlawanan dengan kelompok yang membela proyek PIK 2.
Protes masyarakat diduga disebabkan oleh penyerobotan tanah warga yang sudah diuruk tanpa pelunasan pembayaran. Salah satu warga desa Muncung, seorang Ibu-Ibu mengatakan bahwa Kakak sepupunya dihubungi oleh Lurah Muncung untuk menjual tanahnya karena akan dijadikan Proyek Strategis Nasional (PSN).Â
"Saat itu, saat musim tanam, Teteh saya ditelepon Lurah, bahwa sawah ini mau dibuat proyek PSN. Mau tidak mau, katanya, akan tetap diuruk. Akhirnya, punya Teteh, sekotak, diuruk. Punya kakak saya, 2 kotak, diuruk. Termasuk punya Ibu saya, diuruk juga. Tapi sampai sekarang belum dibayar," jelasnya.
Tonton Video: Aksi Protes Masyarakat Muncung
Kelompok pembela proyek PIK 2, Asnam, yang juga aparatur desa, ia berjanji akan menyampaikan kepada pengembang untuk melunasi tanah warga yang belum dibayar. "Saya aparatur desa, Asnam, akan menindaklanjuti sawah-sawah warga yang belum dijual tapi sudah keuruk. Itu."
Asnam juga menjelaskan, bahwa kelompoknya tidak setuju terhadap aksi karena mereka bukan masyarakat desa Muncung. "Kalau aksinya (dari) masyarakat Muncung, pure, murni, saya terima. Tetapi ini konteksnya (orang-orang yang aksi) di luar masyarakat (desa) Muncung."
Meski sempat ada ketegangan antara 2 kelompok, namun kelompok yang protes terpaksa mundur. Dalam kejadian tersebut, bahkan Kapolsek yang berusaha mengamankan juga mengaku dipukul oleh orang yang tidak diketahui.
Tonton Video: Kapolsek Dipukul Orang Tak Dikenal
Proyek PIK 2 terus mendapat protes dari masyarakat sejak kejadian pemagaran laut di desa Kohod diungkap. Dan Menteri Nusron sedang berusaha menyelesaikan semua kegaduhan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI