Jelang Olimpiade, Kejadian All England Jangan Sampai Terulang

Permainan bulu tangkis, lapangan, atau halaman rumput yang dimainkan dengan raket ringan dan shuttlecock. Akar olahraga ini dapat ditelusuri ke Yunani kuno, Cina, dan India, dan ini terkait erat ke battledore dan shuttlecock permainan anak-anak tua. Asal usul bulu tangkis sudah ada lebih dari 2.000 tahun yang lalu dengan nama battledore dan shuttlecock. 

Permainan kuno yang melibatkan dua pemain memukul shuttlecock berbulu bolak-balik dengan tongkat pemukul adalah permainan pass-time di Inggris dan banyak negara Eropa. 

Nah, beberapa sejarawan mengatakan bahwa Badminton adalah versi turunan dari permainan "Ti Zian Ji" yang populer di Cina. Dalam olahraga ini, para pemain menggunakan kaki mereka sebagai pengganti raket untuk memukul shuttlecock.

Olahraga bulutangkis ini berasal langsung dari poona, yang dimainkan oleh perwira tentara Inggris yang ditempatkan di India pada tahun 1860-an. 

Kejuaraan bulu tangkis seluruh Inggris tidak resmi pertama untuk pria diadakan pada tahun 1899, dan turnamen bulu tangkis pertama untuk wanita diselenggarakan pada tahun berikutnya. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF; awalnya Federasi Bulu Tangkis Internasional), badan pengatur olahraga dunia, dibentuk pada tahun 1934. 

Olahraga bulu tangkis ini juga populer di Malaysia, Indonesia, Jepang, dan Denmark. Kejuaraan dunia pertama BWF diadakan tahun 1977. Sejumlah turnamen bulu tangkis regional, nasional, dan zona diadakan di beberapa negara. Yang paling terkenal di antaranya adalah Kejuaraan All-England. 

Turnamen internasional terkenal lainnya termasuk Piala Thomas (sumbangan 1939) untuk kompetisi tim pria dan Piala Uber (sumbangan tahun 1956) untuk kompetisi tim wanita.

Bulu tangkis pertama kali muncul di Olimpiade sebagai olahraga demonstrasi pada tahun 1972 dan sebagai olahraga eksibisi pada tahun 1988. Pada Olimpiade 1992, bulu tangkis menjadi olahraga Olimpiade dengan medali penuh, dengan kompetisi untuk tunggal putra dan putri (satu lawan satu) dan ganda (dua lawan satu). melawan dua). Ganda campuran diperkenalkan pada Olimpiade 1996.

Berkaca pada beberapa bulan lalu tepatnya pada ajang All England pada tahun 2021, dimana penyelenggara All England yang menyatakan bahwa semua atlet serta official dari Timnas Indonesia terjangkit virus Corona pada saat menjalani beberapa pertandingan. 

Dimulainya turnamen bergengsi itu telah ditunda lima jam pada setelah sejumlah hasil positif dan tidak meyakinkan. Semua kembali negatif setelah tes ulang. 

Akibatnya Timnas Indonesia "Dipaksa Mundur" dan tidak melanjutkan turnamen, padahal Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kampiun pada saat itu.

All England Open tahun lalu adalah acara terakhir dalam kalender BWF yang akan dimainkan sebelum olahraga tersebut ditutup karena pandemi virus corona. 

Kompetisi internasional dilanjutkan di Negara Denmark pada bulan Oktober, akan tetapi dihentikan lagi hingga bulan Januari ketika tiga turnamen, termasuk Final Tur Dunia, dipentaskan dalam "gelembung" biosecure di Thailand.

Dengan acara yang tidak termasuk dalam kualifikasi Olimpiade, negara-negara bulu tangkis Asia terkemuka China, Korea Selatan dan Taiwan telah memilih untuk tidak melakukan perjalanan karena pembatasan virus, dan hilangnya tim Indonesia merupakan pukulan untuk acara yang dimainkan karrena tanpa penggemar. 

Oleh karena itu, diperlukan protokol, pengawasan, serta keterbukaan pada setiap pihak-pihak, baik itu penyelenggara maupun peserta yang mengikuti turnamen, terutama pada Olimpiade Tokyo Agustus mendatang. Saat ini Indonesia tercatat tidak diperkenankan memasuki kawasan di beberapa Negara, dengan alasan kasus penyebaran Covid di Indonesia masih sangat tidak. 

Jepang sendiri telah mewanti - wanti Timnas Indonesia untuk lebih safe ketika memasuki kawasan Jepang. hal ini sudah sepatutnya juga di antisipasi dari Timnas Indonesia agar kejadian serupa seperti di All England tidak terulang    

Muhammad Sholehin 

Mahasiswa llmu Komunikasi UAD          

Kompasianival

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H