Mohon tunggu...
Muh salam
Muh salam Mohon Tunggu... Penulis - Content Writing

Memiliki kemampuan menulis dan hobi membaca, senang melakukan kajian materi, berpikir kritis dan analitis untuk memecahkan masalah dengan mengkomunikasi lewat tulisan yang mudah dan ringan di baca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bekerja dalam Tekanan? Apakah Semenakutkan Itu?

2 Februari 2024   22:17 Diperbarui: 2 Februari 2024   23:58 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input suhttps://www.pexels.com/mber gambar

Bekerja dalam tekanan seakan menjadi momok yang menakut, bagi para pekerja atau para pencari kerja, pasalnya jika mendengarkan kata-kata negatif, otak manusia seakan menilai bahwa pekerjaan itu "menakutkan". Ketakutan akan pekerjaan yang berlabel memiliki "tekanan" ini,  yang kemudian tidak sedikit dari para pencari kerja, enggan untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan.

Perusahaan/instansi yang membuka lowongan pekerjaan yang salah satu syarat kualifikasinya "Mampu bekerja dalam tekanan" tentu memiliki maksut tertentu. Tekanan yang dimaksut  di sini bertujuan untuk memotivasi para pekerja dalam menyelesaikan  tugas yang dibebankan, Selain itu karena ketatnya persaingan yang dihadapi perusahaan, Tentu saja perusahaan membutuhkan kandidat yang mampu membudayakan bekerja dengan keras, Karena situasi yang tidak menentu dikemudian hari, Yang mungkin saja dihadapi perusahaan.

Maksut kualifikasi "bekerja dalam tekanan" bukan menggambarkan  betapa kerasnya pekerjaan yang akan dilakukan. ketatnya persaingan dan tuntutan perusahaan, Mungkin saja membuat  para pekerja atau pencari kerja perlu memahami maksut dari kualifikasi ini. Ketatnya kompetisi untuk unggul, Tentu saja perusahaan membutuhkan para pekerja yang siap untuk bekerja di bawah tekanan.

Kualifikasi ini tidak memerlukan skill khusus, Tetapi menuntut para pekerja memiliki kecerdasan  emosional. Situasi pekerjaan yang kadang tidak pasti memungkin kariawan menghadapi situasi emosional yang kurang baik, Misalnya stres berlebihan, kecemasan berlebihan atau perasaan tidak nyaman dalam lingkungan kerja. Situasi seperti ini jelas  berdampak pada  konsentrasi dan produktivitas kinerja pekerja.

Pekerja harus mempersiapkan diri menghadapi situasi tersebut, Mengelolah emosional adalah tindakan tepat untuk  menimalisir  dampak yang akan terjadi. Dengan mencari sumber sebab mengapa situasi emosional terjadi, Membuka peluang penyelesaian masalah yang dihadapi. Dengan mampunya seorang pekerja mengontrol emosionalnya tentu saja menindikasikan pekerja tersebut mampu bekerja di bawah tekanan dan inilah yang diharapkan perusahaan dari syarat kualifikasi yang dimaksut.

Manfaat dari kualifikasi ini tentu tak hanya menguntungkan perusahaan, Pekerja juga mendapat kompetensi yang secara tak langsung melatih mereka untuk menghadapi situasi yang sulit dan penuh tantangan. Kedua belah pihak sama-sama mendapat keuntungan tersendiri  yang bertujuan untuk  bekerja sama mencapai visi misi perusahaan.

Jadi, syarat kualifikasi bekerja dalam tekanan tidak bermaksut memberikan pekerjaan yang bersifat keras kepada pekerja. Tetapi bertujuan membentuk kecerdasan emosional yang baik dari pekerja adalah kompetensi yang diperlukan guna menhadapi situasi yang kadang tidak menentu dalam pekerjaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun