Mohon tunggu...
Muh Rizky Burhan
Muh Rizky Burhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Optimalisasi Keuangan Publik Islam: Pilar Pengelolaan Pengeluaran Negara yang Berkeadilan dan Berkelanjutan

13 Januari 2025   15:54 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Keuangan publik adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, karena berfungsi untuk mendanai berbagai kegiatan yang mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan keuangan negara yang optimal tidak hanya berfokus pada efisiensi dan efektivitas, tetapi juga pada prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan. Dalam konteks negara dengan mayoritas Muslim, pendekatan berbasis prinsip Islam dapat menjadi solusi untuk memastikan pengelolaan keuangan yang adil dan berkelanjutan.

Prinsip-prinsip Keuangan Islam dalam Pengelolaan Pengeluaran Negara

Keuangan publik Islam memiliki dasar yang kuat dalam prinsip-prinsip syariah yang meliputi keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan. Pengelolaan keuangan negara yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam mengutamakan distribusi sumber daya yang adil kepada masyarakat, serta menghindari praktik-praktik yang merugikan, seperti riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Dalam konteks ini, pengelolaan pengeluaran negara harus berlandaskan pada prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan umat.

Keadilan dalam Distribusi Pengeluaran Negara

Salah satu prinsip utama dalam keuangan publik Islam adalah keadilan, yang menuntut agar pengeluaran negara digunakan untuk kepentingan umum, tanpa ada diskriminasi atau ketidakadilan dalam distribusinya. Pengeluaran negara harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial. Negara juga harus memastikan bahwa pengeluaran tersebut tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu, tetapi juga memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama yang paling membutuhkan.

Dalam hal ini, konsep zakat dan wakaf juga dapat menjadi pilar penting dalam pengelolaan keuangan publik Islam. Zakat, sebagai salah satu instrumen redistribusi kekayaan, dapat digunakan untuk membiayai program-program kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Wakaf, sebagai instrumen investasi sosial, dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Publik

Keuangan publik Islam juga menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pengeluaran negara. Setiap pengeluaran negara harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada publik. Dalam konteks ini, pengelolaan anggaran negara harus melibatkan partisipasi masyarakat dan lembaga-lembaga pengawasan yang independen. Negara harus memastikan bahwa setiap penggunaan anggaran dapat dipertanggungjawabkan dan tidak disalahgunakan.

Prinsip akuntabilitas ini juga mencakup transparansi dalam pengumpulan dan distribusi zakat, infaq, dan sedekah. Pemerintah harus memastikan bahwa dana yang diperoleh melalui instrumen-instrumen ini digunakan secara tepat dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan mekanisme pengawasan yang jelas dan efektif, baik melalui lembaga internal maupun lembaga eksternal, untuk memastikan penggunaan dana tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Keberlanjutan dalam Pengelolaan Keuangan Negara

Keberlanjutan adalah prinsip penting lainnya dalam pengelolaan keuangan publik Islam. Pengeluaran negara harus diarahkan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, yang tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan untuk generasi mendatang. Keuangan negara harus dikelola dengan bijak agar tidak membebani anggaran negara di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun