Stres adalah reaksi tubuh terhadap tekanan atau tuntutan, baik yang berasal dari lingkungan maupun internal diri. Ketika stres berada di tingkat yang terlalu rendah, individu cenderung kehilangan motivasi. Ini karena kurangnya rasa urgensi yang biasanya memacu mereka untuk bertindak atau menyelesaikan tugas. Hal ini dijelaskan (Yerkes-Dodson Law, 2012) yang menunjukkan bahwa tingkat optimal stres membantu meningkatkan kinerja. Ketika dihadapi secara moderat, stres dapat memacu individu untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan daya adaptasi. Namun, stres yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental, sedangkan stres terlalu rendah dapat menurunkan motivasi.
Mengapa Stres Moderat Penting?
Menurut teori Emotional Intelligence yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman, menjaga stres pada level moderat dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan mental dan produktivitas kita.
Kecerdasan ini memainkan peran krusial dalam bagaimana kita merespons dan mengatasi stres. Stres moderat dianggap bermanfaat karena membantu tubuh dan pikiran tetap siaga dan responsif tanpa menimbulkan dampak buruk. Penelitian (K. Lukasik et al, 2019) menunjukkan bahwa stres dalam jumlah tertentu dapat meningkatkan performa, terutama dalam situasi yang membutuhkan perhatian dan penyelesaian masalah. Sebaliknya, stres kronis atau berat dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung lebih mampu mengidentifikasi sumber stres mereka, mengelola reaksi emosional dengan baik, dan menemukan solusi yang efektif.
Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
Data terbaru (Tirto.id, 2023) menunjukkan bahwa sekitar 3,7% penduduk Indonesia mengalami depresi, setara dengan lebih dari 9 juta kasus. Generasi muda, terutama Gen Z, dilaporkan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya, dipicu oleh tekanan akademik, sosial, dan karier. Selain itu, kurangnya akses ke layanan kesehatan mental, terutama di wilayah terpencil, memperburuk situasi.
Strategi Mengelola Stres
Untuk menjaga stres tetap pada tingkat moderat, langkah-langkah berikut bisa diterapkan:
1. Mengelola Pikiran dan Emosi
- Latihan Berpikir Positif: Melihat tantangan sebagai peluang dapat membantu menurunkan tekanan emosional. Pendekatan ini dikenal sebagai cognitive reframing, yang mengubah persepsi negatif menjadi lebih positif.
2. Mengelola Tubuh
- Nutrisi Seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya omega-3 (seperti ikan dan kacang-kacangan), dapat membantu mengurangi stres.
3. Dukungan Sosial
- Bicara dengan Orang Terpercaya: Diskusi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja bisa membantu meringankan beban.
4. Strategi LingkunganÂ
- Ciptakan Ruang yang Menenangkan: Desain lingkungan rumah atau kantor dengan elemen-elemen yang mendukung relaksasi, seperti tanaman atau aromaterapi.
5. Pengelolaan Waktu
- Metode Pomodoro: Teknik ini membagi pekerjaan dalam interval waktu pendek (biasanya 25 menit) diikuti dengan istirahat singkat. Pendekatan ini membantu mengelola fokus dan energi.
6. Aktivitas Kreatif
- Hobi Relaksasi: Melibatkan diri dalam kegiatan seperti melukis, bermain musik, atau berkebun membantu mengalihkan pikiran dari stres.
7. Beribadah atau Spiritualitas
- Doa atau Meditasi Spiritual: Praktik spiritual membantu beberapa orang merasa lebih tenang dan memiliki tujuan hidup yang lebih besar.
8. Evaluasi Diri Secara Berkala
- Periksa Beban Kerja: Pastikan bahwa jadwal Anda realistis dan tidak terlalu padat. Evaluasi ini membantu Anda menentukan apa yang perlu diubah.
Setiap strategi ini dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu. Jika stres tetap sulit dikendalikan, konsultasi dengan profesional kesehatan mental adalah langkah terbaik untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan mendalam.
Mengelola Stres dengan Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional dapat membantu kita mengelola stres dengan lebih baik melalui empat komponen utamanya:
- Kesadaran Diri: Mengenali dan memahami emosi diri sendiri adalah langkah pertama dalam mengelola stres. Dengan menyadari tanda-tanda awal stres, seperti perasaan cemas atau tegang, kita dapat mengambil tindakan sebelum stres tersebut menjadi berlebihan.
- Pengelolaan Diri: Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan respons kita terhadap stres sangat penting. Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
- Kesadaran Sosial: Memahami emosi orang lain dan merespons dengan empati bisa membantu menciptakan lingkungan yang mendukung. Dukungan sosial adalah faktor penting dalam mengatasi stres.
- Manajemen Hubungan: Kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dapat membantu mengurangi stres. Konflik yang dikelola dengan baik tidak hanya mengurangi stres tetapi juga memperkuat hubungan interpersonal.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Indonesia telah meningkatkan upaya untuk menangani kesehatan mental, seperti melalui program telekonseling dan kampanye kesadaran. Namun, peran masyarakat juga penting, termasuk mengurangi stigma terhadap gangguan mental dan mendukung akses yang lebih luas ke layanan kesehatan.
Dengan pendekatan yang tepat, stres dapat diubah dari musuh menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup. Tantangan besar yang dihadapi Indonesia membutuhkan perhatian kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara mental.
Muh Rizal Rahmatillah (190120240018)
Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H