Pandemi covid 19 mengharuskan para siswa untuk belajar secara daring !
Pelajaran hanya dapat dilakukan melaui berbagai alat komunikasi. siapa yang meduga hal ini akan terjadi ?Â
Tentu tidak ada yang menduga!. semua terjadi begitu cepat sejak kasus covid 19 muncul pertama kali di cina pada 2019 hingga keputusan sekolah daring dikeluarkan mendikbud pada maret 2020.
walaupaun tak terencana, sekolah daring akhirnya berbuah manis, berbagai buah manis tersebut sudah mulai terlihat dari adanya kegiatan daring yang tak diduga duga akan terjadi secepat ini terutama pada bidang tranformasi digital bagi para siswa khususnya di daerah pedesaan. Digitalisasi merupakan sebuah kalimat yang masih jarang terdengar bagi orang pedesaan. berbagai faktor menjadi penyebab digitalisasi sulit untuk di sebarluaskan di daerah pedesaan. misalnya adalah kurangnya pendidikan para warga pedesaan mengenai hal hal terkait digital akibat tidak cukupnya dana yang dimiliki.Â
Keberadaan program sekolah daring seakan menjadi inovasi yang gemilang serta sedikit memaksa pihak terkait agar mempercepat tranformasi digital di bidang pendidikan khususnya daerah pedesaan. Berbagai rintangan telah menghantui program ini pada awal penerapanya, baik bagi pihak yang mengeluarkan program ini maupun pihak yang menjalani program ini. Program yang terkesan memaksa akibat kondisi indonesia yang semakin hari semakin meningkat kasus covid 19 dan seakan tak terencana dengan baik akibat terlalu cepatnya waktu berjalan membuat berbagai pihak harus berpikir secara cepat dan tepat dalam mengatasi berbagi batu penghalang pada program ini.Â
Banyaknya siswa kurang mampu yang belum pernah menyentuh alat komunikasi ataupun alat elektronik lainya merupakan salah satu penghalang yang sangat besar bagi program ini. ketidaktahuan siswa mengenai teknologi dan tidak pernahnya mengikuti pendidikan terkait digitalisasi akan terpatahkan oleh program ini. Program sekolah daring sesuai namanya yakni singkatan dari jaringan atau dalam bahasa inggris disebut dengan online dan dapat di artikan sebagai sekolah atau proses belajar mengajar secara online atau menggunakan jaringan ini tentunya secara tidak langsung akan memberikan pelajaran terkait digitalisasi bagi para siswa termasuk siswa yang tinggal di pedesaan.
Pemberian bantuan berupa kuota pendidikan bagi sebagian besar siswa dan alat komunikasi berupa hanphone atau alat komunikasi lainyya bagi peserta didik yang kurang mampu menjadi buah manis untuk peserta didik. Terutama terkait kuota data yang memang terbilang menguras habis kantong para siswa dan orang tua siswa sejak program daring diterapkan. bagaimana tidak setiap harinya para siswa harus berpapasan di depan kamera zoom ataupun sofware lainyya yang tebilang mengambil kuota yang lumayan.Â
Belum lagi dengan pengupoatan tugas yang tiap hari bukan hanya 1 file tugas melainkan 2/ lebih file tugas yang harus dikirimkan secepatnya kepada guru untuk mendapatkan nilai bagus.Â
Namun saat ini, saat pendemi sudah mulai menurun, saat berbagai cara penanggulangan pandemi telah ditemukan program daring telah memperlihatkaan buahnya yang manis.Para siswa pedesaan yang awalnya sama sekali tak mengetahui yang dikatakan digitalisasi sekarang sedikit demi sedikit mulai ahli dalam digital.Â
Penggunaan sofware yang mengandung unsur pendidikan sudah diketahui oleh para siswa begitupula dengan pengunaan social media juga telah dipelajari sedikit demi sedikit. hal ini secara tidak langsung akan memperceapat tranformasi digital bidang pendidikan khususnya di pedesaan.Â
tak sedikit siswa juga mengandalkan apa yang diketahui untuk memperoleh cuan atau meningkatkan bisnis yang dijalani selama ini. contohnya saja adalah banyaknya para siswa yang belajar secara daring tidak hanya menggunakan social media untuk berinteraksi melainkan untuk mempromosukan usahanya maupun usaha orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H