Mohon tunggu...
Muh Rifky
Muh Rifky Mohon Tunggu... Editor - jurnalis

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PKC PMII Bali Nusra Gelar Dialog Publik, Bahas Penyebab Kenaikan Harga BBM dan Pengendalian Inflasi

14 Oktober 2022   08:58 Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:19 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


BALI NUSRA - Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Bali Nusa Tenggara menggelar Dialog Publik pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Dialog yang bertema 'Kenaikan Harga BBM: Masalah atau Solusi? dan Upaya Pengendalian Inflasi di NTB itu digelar di Sato Coffe, Mataram.

Dialog itu juga menghadirkan 3 orang narasumber, diantaranya; Kepala BI perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB), Heru Saptaji; Wakil Dekan I FEBI UIN Mataram, Dr. Baiq El Badriati, M.E.,I; dan Ketua DP Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, Rusman Robbani.

Dalam kesempatan itu, Kepala BI NTB, Heru Saptaji menekankan pentingnya memahami definisi inflasi dengan baik. Menurutnya terdapat 3 penyebab model perhitungan inflasi.

"Kita harus memahami definisi Inflasi, inflasi ini adalah kenaikan harga secara umum. 3 penyebab model penghitungan inflasi. Core inflation, foletail food, administrative prize," ujar Heru Saptaji dikutip dari keterangan resmi yang diterima pada Jumat, 14 Oktober 2022.

"Fenomena core inflasi ini bergerak secara stabil pada hari ini, ketersediaan komoditas seperti bawang, cabe itu cukup tinggi. administrative prize ini ditentukan oleh pusat," sambungnya.

Lebih jauh, Heru Saptaji juga mengungkapkan kemungkinan penyebab Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi naik beberapa waktu lalu.

"Penyebab BBM ini naik dikarenakan oleh kenaikan minyak dunia akibat perang. Administrative prize ini sangat menentukan kebutuhan kita," ungkapnya.

Sementara indicator pertumbuhan ekonomi, menurut Heru Saptaji adalah keinginan konsumsi masyarakat.

"Ketika tidak seimbangan kebutuhan dan ketersediaan akan mengakibatkan inflasi," imbuhnya.

Heru Saptaji pun membeberkan 4 kebijakan yang perlu dilakukan oleh TPID. Pertama, menjaga keterbukaan harga tujuannya untuk menurunkan harga.

Kedua, menjaga pasokan barang, dinas terkait harus menjaga ketersediaan pangan untuk menjaga kebutuhan dengan menghitung keseimbangan stok barang dan stok permintaan.

Ketiga, menjaga komunikasi yang efektif. Ketika informasi beredar dilapangan, kita melakukan komunikasi yang efektif.

Keempat, menjaga distribusi barang. Alur distribusi barang harus dijaga untuk menghindari penimbunan barang ini adalah tugas dari satgas pangan.

"Bulan September diantisipasi kebutuhan konsumsi naik karena pagelaran WSBK. Tim TPID akan melakukan pemantauan secara massif untuk potensi kenaikan kebutuhan," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua GMNI NTB, Al-Mu'min yang juga hadir menambahkan agar saat ini Indonesia perlu menagantisipasi gerakan geopolitik dunia.

"Kita harus bisa mengantisipasi gerakan-gerakan pada saat ini. hari ini geopolitik dunia sangat membahayakan geopolitik nasional," kata Al-Mu'min.

Menurut Al-Mu'min, peperangan rusia dan ukraina sangat mengancam negara Indonesia berkembang.

"Kebutuhan terbesar itu berada pada BBM. Selain kebutuhan BBM naik, harga (minyak dunia) yang harus dikeluarkan juga naik," jelasnya.

Al-Mu'min pun menegaskan agar negara tidak boleh menjadi hancur karena dampak dari geopolitik dunia akibat perang Rusia dan Ukraina.

"Dalam sudut pandang pemerintah, kita tidak harus menjadi negara hancur seperti srilanka. Kondisi kita sekarang bukannya dibawah akan tetapi standard," tutupnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun