Mohon tunggu...
Muh Rafli
Muh Rafli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Fisika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Chat GPT sebagai Solusi Efektif Mahasiswa Dalam Menghadapi Tantangan Akademis

2 April 2024   12:43 Diperbarui: 2 April 2024   13:09 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu pendidikan dan teknologi mengalami banyak sekali perkembangan dibandingkan 10 atau 15 tahun lalu. Perkembangan ini sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari, salah satu manfaatnya dapat dirasakan pada bidang pendidikan. Pembelajaran yang sebelumnya identik dengan pembelajaran tatap muka kini mampu dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi digital dan platform online melalui gadget yang kita miliki. Melalui platform ini, pembelajaran dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun. Awal mula banyak dilaksanakan pembelajaran online adalah pada saat terjadinya pandemi Covid-19. Sehingga platform-platform online, seperti google classroom, google meet, zoom banyak digunakan dalam menanggulangi penularan kasus Covid-19.

Seiring berjalannya waktu, meskipun pandemi Covid-19 sudah mereda akan tetapi dampak yang ditinggalkannya masih terasa, terutama dalam bidang pendidikan yang masih banyak menggunakan platform pembelajaran online dalam membantu proses belajar mengajar. Selain itu, memasuki revolusi industri 5.0 banyak kecerdasan buatan yang tengah dikembangkan. Salah satu yang sedang ramai diperbincangkan  di kalangan pendidikan adalah chat GPT.   

Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) adalah kecerdasan buatan yang berasal dari AI yang mampu untuk melakukan interaksi dalam sebuah percakapan teks. Sebagai pengguna internet tentu kita tidak asing dengan salah satu bentuk kecerdasan buatan ini. Dalam perkembangannya, chat GPT banyak digunakan sebagai asisten pribadi yang mampu untuk membantu mencari informasi terkait suatu hal, bahkan tidak hanya itu, chat GPT juga bisa digunakan dalam membantu membuat sebuah karya tulis dan sebagai pendamping dalam mengerjakan suatu tugas. Berdasarkan hasil survei Populix ChatGPT merupakan aplikasi AI yang paling banyak digunakan di Indonesia. Tercatat, sebanyak 52% responden telah menggunakan platform AI generatif tersebut. Penggunanya pun dari berbagai kalangan salah satunya adalah mahasiswa.

Dalam menghadapi era digital seperti saat ini, mahasiswa banyak dihadapkan oleh tantangan akademis, mulai dari materi pembelajaran yang semakin kompleks, jadwal yang padat, dan tekanan dari tugas yang tak kunjung usai. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang menggunakan bantuan chat GPT untuk membantu menyelesaikan tugas serta tantangan yang didapat semasa perkuliahan. Dengan adanya chat GPT, mahasiswa mampu untuk mencari solusi yang efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan di Stanford University, Amerika Serikat menunjukkan sebanyak 17 persen mahasiswa menggunakan teknologi tersebut untuk ujian akhir.

Dengan maraknya penggunaan chat GPT oleh mahasiswa, tentunya hal ini sedikit banyak akan memberikan dampak bagi mahasiswa itu sendiri. Beberapa dampaknya ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan.

  • Dampak Positif :

1.  Akses yang mudah dan cepat terhadap informasi : Chat GPT mampu memberikan informasi yang luas sehingga membantu mahasiswa untuk mencari jawaban yang relevan dan efisien terhadap permasalahan yang tengah dihadapinya.

2. Meningkatkan efisiensi dalam belajar : Dengan adanya chat GPT, mahasiswa mampu untuk memperoleh jawaban dengan waktu yang singkat sehingga mampu untuk menghemat dan meningkatkan efisiensi waktu bagi mahasiswa.

3. Membantu meningkatkan keterampilan dalam penulisan : Dengan chat GPT, mahasiswa mampu untuk memeriksa ejaan yang benar dan mampu untuk meminta saran terkait cara menulis sebuah karya tulis sehingga akan mengasah keterampilan mahasiswa dalam membuat sebuah tulisan.

4. Membantu mengembangkan suatu ide : Chat GPT dapat membantu dalam merekomendasikan terkait ide pembelajaran atau tugas proyek sehingga mampu untuk memberikan sebuah gambaran terhadap mahasiswa terkait ide yang tengah dikembangkan oleh mahasiswa.

  • Dampak Negatif :

1. Ketergantungan yang berlebihan : Jika seorang mahasiswa terlalu bergantung pada chat GPT, maka mereka akan kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan cenderung untuk memilih untuk menyelesaikan tugas dengan cepat tanpa tahu esensi dari tugas tersebut.

2. Kurangnya kreativitas mahasiswa : Dengan terlalu seringnya mengandalkan chat GPT menjadikan mahasiswa terlalu bergantung dan malas untuk berpikir kritis dan inovatif yang menyebabkan berkurangnya jiwa kreativitas mahasiswa.

3. Menjadi lebih individualisme : Dengan adanya chat GPT banyak mahasiswa yang enggan untuk saling berdiskusi dalam memecahkan suatu permasalahan dan lebih memilih untuk langsung mencari jawaban pada chat GPT yang membuat mahasiswa lebih individualisme.

4. Plagiarisme : Mahasiswa cenderung menyalin dan menempelkan jawaban atau konten yang dihasilkan oleh chat GPT tanpa benar-benar memahami konten tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran etika akademik dan konsekuensi serius.

Menurut pandangan penulis, semakin maraknya penggunaan chat GPT di kalangan mahasiswa adalah suatu fenomena yang tidak dapat terelakkan dikarenakan semakin berkembangnya zaman, maka akses terhadap suatu informasi akan semakin cepat. Salah satunya adalah dengan terciptanya sebuah kecerdasan buatan. Hal ini dapat berdampak baik tetapi juga dapat berdampak buruk bagi para mahasiswa. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi para mahasiswa untuk bijak dalam menggunakan kemajuan teknologi dengan tetap mengedepankan etika akademik. Etika akademik yang dimaksud berupa penyampaian informasi dengan jujur, tidak ketergantungan, membatasi penggunaan, dan mengedepankan pemahaman terkait permasalahan yang tengah dihadapi. Karena pada dasarnya, penggunaan chat GPT adalah sebagai bantuan, bukan sebagai jawaban dalam menghadapi suatu permasalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun