Password Wifi di sini mereduksi ikhwal-ikhwal logosentrisme (kehadiran makna transenden) dalam bahasa, di mana password Wifi dapat mengusir kehadiran makna dalam suatu tanda melalui penghadiran ketidakhadirannya.
Hasrat Mimetik (momen penundaan), Ikhwal Dekonstruksi Dalam Password WiFi
password WiFi, semisal ketika kita bertanya apa passwordnya, ada yang menjawab passwordnya '1sampai8' maka biasanya kita akan menulisnya dengan '12345678'.
Dapat kita lihat ada suatu momen penundaan dalam interpretasi tuturanFenomena ini terjadi sebab ada suatu hasrat mimesis dalam kesadaran, yakni hasrat menghadirkan prioritas ontologis yang lebih awal datang ke dalam kesadaran ketimbang hal yang datang sesudahnya, ketika mendengar password '1sampai8' hasrat mimesis itu spontan mengkonsepnya menjadi '12345678' karena ada prioritas ontologis di sana.Â
Hasrat mimetik sendiri dapat direduksi ketika ada pengacauan ontologis dalam kehadiran makna, semisal dalam kasus password '1sampai8' yang mereduksi prioritas pemaknaan '12345678'. Password Wifi sebagai suatu skema di sini berhasil membuat kacau suatu term transenden yang melekat menjadi hasrat mimesis manusia.
Dan lagi diskursus dalam bunyi password Wifi hampir tak dapat direduksi (mempertanyakan mengapa passwordnya '1sampai8' bukan '12345678'). Sebab, password Wifi secara panpsikis (semesta berkesadaran) tak hanya menghadirkan kesadaran manusia, tetapi juga kesadaran benda.
Bahwa password Wifi telah menjadi kesadaran benda, bahwa jika password yang dimasukkan tak sesuai dengan password yang diatur, maka ia takkan diterima. Di sini kesadaran manusia secara dialektis akan tunduk dalam kesadaran benda (mesin Wifi).
Password Wifi hanya dapat direduksi ketika sistem Wifinya dirubah (ganti password) sampai ia sesuai dengan kesadaran penggunanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H