Malam mulai datang membawa bulan dan para bintang, bocah mulai pulang tuk menerima kasih sayang, di jalan, ia berpapasan dengan wajah sumringah, wajah itu sumringah karena semesta berpihak padannya, ada pula wajah kecewa, karena malapetaka sedang mengintainnya.
 Bocah bersyukur bisa dijadikan pena oleh cakrawala, sesampainya di rumah, bocah bilang kepada orang tuannya, bahwa ia telah berhasil memaknai satu hari dalam milyaran halaman kisah milik semesta. Sementara itu, manusia yang tak punya rumah, berharap agar alam ramah padannya, pekerja malam dipanggil bulan untuk meneruskan cerita, cakrawala sedang mencari pena lain untuk menceritakannya, karena bocah sudah waktunya meremahkan raga.
 Bocah itu menuju kamarnya, tugasnya telah usai sementara, cakrawala menyapa padanya, bahwa masih banyak kisah yang belum ia beri makna, bocah itu siap melanjutkan kisah itu lain waktu, ia menunggu hatinya siap terluka dan tertawa.
 Bocah itu berpamitan pada semesta, ia-pun menutup mata, tuk menemukan makna di dunia lainnya, cakrawala akan terus bercerita.
 Terimakasih telah membaca, lanjutkanlah kisah cakrawala, beri makna pada semesta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H