Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengrajin Mimpi Itu Bernama Syafii Efendi, Sosok Muda yang Mendunia karena Impiannya

5 November 2020   00:21 Diperbarui: 5 November 2020   00:33 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tunggu dulu, saya tidak mengenal orang bernama Syafii Efendi sebelum-nya, jadi yah kami hanya mengobrol santai dan bercanda soal sabotase politik dan ekonomi dunia, hingga adzan isya' berkumandang, Coach Fahmi memerintahkan agar kami bergegas wudhu dan menunaikan kewajiban, kebetulan pemuda ber-nama Syafii Efendi, yang kala itu saya panggil "Cak Syafii" juga sholat di sebelah saya, usai sholat kami ngobrol sebentar, saya tanya pekerjaan dan usaha beliau. 

Saya, "Cak, samian sekarang punya kesibukan apa?", "Berdagang" ujar-nya, setelah itu kami bergegas menuju lokasi acara di bangunan utama Camp King Sulaiman, tak ada percakapan yang terjadi antara saya dengan Cak Syafii setelah itu, sampai pada agenda mengisi list nama dan usaha untuk absensi acara. 

Saya menulis usaha saya yang berupa per-kopian berbasis pada ilmu pengetahuan, Cak Efendi lumayan heran, saya-pun menjelaskan kalau itu adalah usaha kopi-kopian yang kelak akan merubah masa depan, "Keren-keren" ujar-nya, saya lihat beliau memiliki usaha properti karena di tulis di kertas absensi. 

Acara-pun di mulai, saya duduk berhadapan dengan Cak Syafii, wajah serius beliau membuat terkobarnya semangat di hati ini, awal mulai-nya acara, Cak Syafii di amanahi Coach Fahmi maju memberi bumbu-bumbu mimpi sebelum datangnya pemateri, beliau lantas mengenalkan diri dan cita-citanya yakni "Saya akan menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2034".

Awal-nya pikiran saya berkata "Mas ini tadi bilang kalau dirinya pedagang, apa mungkin beliau dagang omongan?", tapi setelah mendengar biografi beliau, pikiran itu hilang dan langsung berganti "Waduuh, lumayan ini buat foto dan bikin instastory sama seorang ketua OIC dan Bisnisman besar, nanti juga saya akan minta beliau untuk investasi", Cak Syafii melanjutkan ceritannya, beliau berkisah bahwa beliau mendapatkan 2 rekor muri, salah satunnya yakni beliau pernah melakukan seminar dengan hadirin jutaan. 

Saya awalnya tak percaya, tapi lama kelamaan hati ini mulai menerima, terutama ketika beliau bilang:

"Hati-hati dengan mimpi besarmu, karena sumber daya akan terus datang kepadamu, maka siapkan-lah suatu wadah agar sumber daya tidak tumpah bila datang memenuhi impianmu"

Saya merasakan jiwa-jiwa kepemimpinan yang begitu luar biasa di dalam diri beliau, sehingga pikiran ini membuat hitungan matematis akan persentase kemungkinan beliau menjadi pemimpin negri ini. 

Cak Syafii telah selesai mengisi, ketika itu beliau bertatapan pada saya, seakan ingin menanamkan harapan, saya ingin melanjutkan diskusi bersama Cak Syafii secara jantan kalau acara sudah usai, tapi di tengah pemateri pertama yaitu Ustad Nurul Humaidi, beliau keluar dari bangunan, saya agar cemas ketika itu, karena saya sangat ingin memberikan suatu washilah penting, bahwa kunci kemajuan bangsa ini di pegang oleh dua sektor, yakni pendidikan dan perekonomian. Yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan kita telah menjadi Neo-Kolonialisme baru bagi bangsa dan perekonomian kita telah ternodai oleh oligarki disana, saya ingin Cak Syafii lebih dulu fokus kesana, baru sektor yang lainnya. 

 "Karena hanya negara dengan pendidikan pantas yang bisa mempunyai bangsa cerdas"

Ternyata sampai akhir acara, Cak Syafii belum kelihatan juga, saya-pun pulang dengan rasa kecewa karena tak sempat berkata, sesampainnya di rumah, saya cari sosial media beliau dan ternyata beliau memiliki centang biru dan followers hingga 200 ribu di instagram-nya, yaahh yang namannya belum di takdirkan yah tak apa, akhirnya saya hanya bisa mengupload foto bersama Coach Fahmi dan Ayah, yang di belakangnya ada sedikit wajah Cak Syafii yang tak sengaja tertangkap camera, setelah saya upload dan Cak Syafii saya tag, saya kaget karena beliau yang menyukai pertama, ini artinnya kalau suatu saat kita masih bisa jumpa, lebih kagetnya ketika postingan saya si share di story beliau, padahal followers saya tak nyampai seribu, inilah kerendahan hati seorang Syafii Efendi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun