Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nabi Isa di Antara Demonstrasi: Kehadiran Akhir Zaman dalam Demokrasi

10 Oktober 2020   13:39 Diperbarui: 16 Oktober 2020   17:42 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran demokrasi dalam sejarah peradaban memang tak dapat dipungkiri, suatu sistem dengan janji menghilangkan tabiat otoriter dan totaliter dihadirkan sebagai janji yang baik untuk kemanusiaan, namun hal itu ternyata belum terbukti secara pasti. 

Rupa-rupanya apa yang dikatakan Slavoj Zizek itu benar, bahwa ternyata demokrasi hanyalah sebatas ilusi, apa guna kebebasan berpendapat kalau tidak dilihat? Apa guna hipotesa masyarakat, kalau pejabat punya aparat? Tulisan saya kali ini akan membawa sosok Nabi Isa Alaihi Salam pada ruangan demokrasi dalam sejarah peradaban. 

 Saya mengimani bahwa Nabi Isa adalah sosok Nabi yang diangkat oleh Allah Subhana Wa Ta'ala menuju surga, lalu akan turun apabila datang masanya, yaitu masa ketika dunia penuh akan huru-hara, kebenaran akan samar-samar wujudnya, ketika ummat islam mulai berjaya, hingga saat dajjal tiba. 

Pertanyaannya, kapan hal itu terjadi? Sains sebagai pengetahuan terbaik manusia bahkan tak dapat mengetahuinya, inilah yang disebut oleh Kierkegaard sebagai tahap akhir eksistensi (keberadaan) manusia, yakni berupa kepercayaan apapun alasannya.


 Memasuki dulu pembahasan mengenai demonstrasi

 Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa demonstrasi adalah anak dari demokrasi, demokrasi dapat dinyatakan berguna ketika melahirkan sosok buah hati bernama demonstrasi. Dan akan dilihat apakah anak itu (demonstrasi) dapat membahagiakan orang yang mempercayainya sebagai kebahagiaan yang dijanjikan ibunya (demokrasi) berupa suatu keadilan manusia.

 Kata Immanuel Kant dalam bukunya Critique of pure reason, semua yang berada dalam lingkup realitas (dunia nyata), tak dapat terhindar dari hukum kausalitas (sebab-akibat), karena hukum itulah yang diciptakan Tuhan sebagai hukum alam. Disinilah manusia dapat memahami kejadian dalam kehidupan menggunakan hukum yang diciptakan Tuhan, yakni hukum kausalitas tadi.

 Meletakkan hukum kausalitas pada demokrasi

 Demokrasi adalah suatu sistem liberatif (pembebasan) terhadap pendapat yang ingin dikemukakan pengikut kepada pemimpin, atau rakyat kepada negara dan semacamnya. Kausalitasnya berarti, apabila penguasa tak menaati prinsip demokrasi, ia otomatis akan memicu masalah baru ditengah masyarakat yang beropini (berpendapat), inilah yang memicu adanya demonstrasi (yang saya sebut sebagai buah hati demokrasi), karena sang buah hati takkan terima apabila ibunya disakiti.

 Lalu apabila pemerintah/penguasa masih apatis dengan adanya buah hati demokrasi, maka buah hati akan marah dan menjadi anarkis seketika, itulah yang kita saksikan bersama sebagai huru-hara kekerasan masa beberapa waktu lalu, yang dapat lanjut hingga nanti. Apabila kemarahan sang buah hati demokrasi (demonstrasi) berupa anarkisme/kekerasan masih saja tak dipedulikan, disinilah demokrasi saya definisikan sedang masuk pada fase akhir zaman.

 "Disinilah Nabi Isa dikata turun oleh massa, karena demokrasi sudah dianggap masuk ke dalam akhir zaman, Dajjal pun sudah hadir didalam pemerintahan."

 Terlihat anekdot memang, pamflet yang bertuliskan "Turunkan Nabi Isa", tapi saya menangkap hal tersebut sebagai pesan kekecewaan buah hati (demonstrasi) , akan ibunya (demokrasi) yang hampir mati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun