Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Sekolah Totaliter: Sebuah Kesalahan Filosofis yang Menjadikan Murid Teler

5 Oktober 2020   13:47 Diperbarui: 20 Oktober 2020   11:06 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tetap, kita tak dapat meninggalkan Pendidikan formal yang semakin ke sini bukan malah menuju kecerdasan, namun malah menuju dekadensi pikiran. 

Ini yang akan saya jadikan sebagai topik Utama tulisan ini, yaitu problematika murid yang hanya ingin mengincar ijazah untuk kerja, bukan mencari ilmu untuk mengetahui dan mengubah dunia (yang saya sebut sebagai murid teler), juga problematika sekolah beserta guru kapitalis juga egosentris yang memberantas para murid kritis (saya sebut sebagai sekolah totaliter), saya akan mengupasnya secara filosofis seperti pada tulisan-tulisan sebelumnya. 

Sumber : Canva
Sumber : Canva
Membahas soal filsafat pendidikan, filsafat Pendidikan menurut B. Othanel Smith ialah filsafat yang menyelidiki hakikat pelaksanaan Pendidikan mulai dari tujuan hingga hasilnya.

Landasan filosofis Pendidikan yang dianut oleh Indonesia ialah apa yang terkandung dalam Pancasila, secara tautologis (hubungan) Pendidikan di Indonesia bertujuan Pancasila, Ber-latar belakang Pancasila, Dengan cara yang pancasilais dan hasilnya ialah pribadi yang pancasilais.

Mungkin itu yang terkandung dalam definisi sekaligus filosofi Pendidikan kita. Namun, kita tak boleh menyeleweng jauh dari landasan historis dan fungsi empiris dari adannya Pendidikan, karena menurut G.W.F Hegel, Roh Absolut dari segala fenomenologi (Kejadian) di alam semesta ini ialah sejarahnya, kalau meninggalkannya, maka ilmu atau ide yang terkandung didalamnya tak lagi bermakna alias mati. 

Kalau menggali landasan historis Pendidikan dari sudut definisi, tentunya sudah sejak manusia pertama Pendidikan telah ada, karena hakikat dari manusia sendiri ialah makhluk sosial, dimana ia tak bisa hidup tanpa sosialisasi, media sosialisasi sendiri ialah komunikasi, menurut Habermas, komunikasi antar pribadi juga bermakna sebagai saling mengajari, ajaran sendiri merupakan asas Utama daripada Pendidikan, begitu kiranya kalua saya ulas secara runtut tautologis (Berkaitan).

Namun, bila kita memahami landasan historis Pendidikan dari segi institusi, mungkin Plato dengan Academia-nya lah yang menjadi Pendidikan institusional pertama. Plato sendiri mengajarkan perihal metode kepada kita, yakni suatu ide yang tertangkap oleh pikiran lebih nyata ketimbang obyek yang dilihat oleh mata. 

Cara berpikir untuk menghasilkan suatu ide-lah yang menjadi tugas Utama Pendidikan menurut Plato, karena itulah landasan filosofis-historis dari Pendidikan institusional atau Pendidikan formal

Jadi penalaran lah yang menjadi asas metodis-historis-pedagogis Pendidikan yang fundamental daripada :

  1. Ontologi Ilmu Pendidikan, Pembahasan mengenai hakikat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan
  2. Epistemologi Ilmu pendidikan, Pembahasan mengenai hakikat objek formal-material ilmu pendidikan
  3. Metodologi Ilmu pendidikan,  Pembahasan tentang cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan
  4. Aksiologi Ilmu pendidikan,  Pembahasan tentang hakikat nilai kegunaan teoretis dan praktis ilmu pendidikan

Memasuki paradigma metafisis dalam ruangan Pendidikan, metafisika ialah suatu cabang filsafat yang menyelidiki suatu yang ada di balik realitas saat ini, apa yang tak dapat dijelaskan secara teoretis oleh sains, akan dijelaskan secara metodis oleh metafisika.

Dalam Pendidikan, Metafisika berperan  penting secara praktis, karena anak-anak bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan kuat untuk memahami segala sesuatu di sekitarnya, di sinilah akan timbul pertanyaan yang tak dapat dijelaskan secara ilmiah seperti: Kenapa manusia hidup? Siapa yang menghidupkan manusia? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun