Permasalahan kecakapan digital mahasiswa pun jadi guyonan bagi kami selaku tim penguji. Namun, lagi ini adalah upaya penyelamatan tidak boleh berhenti alias harus dituntaskan. Ketua tim penguji pun memutuskan pelaksanaan ujian melalui aplikasi WhatsApp. Menurut ketua tim penguji, mahasiswa tersebut pasti bisa menggunakan WhatsApp. Akhirnya, proses ujian pun dimulai melalui aplikasi WhatsApp. Sepanjang ingatan saya, ujian kali itu adalah ujian pertama menggunakan aplikasi WhatsAPP karena biasanya ujian online selalu dilakukan melalui aplikasi Zoom atau Meet.
Hobi 2020
Sejak awal tim penguji bersepakat bahwa pelaksanaan ujian mahasiswa super veteran adalah ujian penyelamatan. Untuk itu, persoalan subtansi karya menjadi permakluman. Namun, mahasiswa yang ujian Sabtu pagi 21 Juli 2023 memunculkan cerita menarik nan menggelitik. Saat itu saya bertanya kenapa si mahasiswa lambat selesai. Jawaban tak disangka keluar dari mahasiswa. "Saya menekuni hobi baru saya," kira-kira itulah jawabannya. Saya pun penasaran apa sebetulnya hobi baru si mahasiswa itu hingga membuatnya melalaikan skripsinya bertahun-tahun. Saya pun menanyakan apa hobi barunya. "Membuat kue," katanya.
Mendengar jawaban mahasiswa pun sontak membuat kami para penguji ketawa sekaligus semakin penasaran kenapa hobi buat kue menjadi alasan mereka terlambat selesai. Saya penasaran karena tidak ada yang salah dengan menekuni hobi. Sebaliknya, saya meyakini hobi yang ditekuni dengan baik bahkan itu bisa menghasilkan rupiah. Misalnya, membuat toko kue dan menjualnya tentu layak diapresiasi. Untuk itu, dua pertanyaan lanjutan saya ajukan untuk menjawab rasa penasaran saya. Sejak kapan mulai menekuni hobi membuat kue dan kapan terakhir membuat kue. Jawabannya di luar diguaan saya.
Si mahasiswa mengaku bahwa hobinya barunya dimulai pada tahun 2020. Untuk itu, penilaian kami para penguji atas jawaban mahasiswa tidak layak menjadi alasan mengingat mahasiswa tersebut Angkatan 2016. Perkuliahan normalnya bisa diselesaikan dalam 7-8 semester. Artinya, jika dia menekuni skripsinya lebih dulu, dia bisa selesai sebelum menekuni hobi bikin kue. Belum lagi jawaban pengakuan keduanya bahwa dia membuat kue terakhir satu minggu sebelum ujian. Artinya, si mahasiswa itu sebetulnya tidak terlalu sering membuat kue. Jika dia mengatur waktu dengan baik; membuat kue, menulis skripsi, dan melakukan aktivitas lainnya, niscaya dia bisa membuat karya skripsi yang lebih baik. Dia juga tidak perlu menunggu 14 semester untuk selamat dari yang namanya drop out.
Sebetulnya masih banyak hal lain yang bisa diceritakan saat menghadi mahasiswa super veteran. Namun, karena keterbatasan space dan waktu tidak bisa ditulis semua. Kami semua berharap, bagaimana pun prosesnya dan apapun selanjutnya, mereka semua bisa meraih cita-citanya, menjaga nama baik, dan menjadi duta-duta kampus di lingkungan mereka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H