Mohon tunggu...
Muhlas Abror
Muhlas Abror Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa UIN bandung

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kontroversi Palang Merah Indonesia dalam Perang Pasca Kemerdekaan (1945-1949)

25 Desember 2023   10:54 Diperbarui: 25 Desember 2023   10:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam konteks sejarah perang kemerdekaan Indonesia, peran Palang Merah Indonesia (PMI) dan Nederlandsche Rode Kruis (NERKAI) tidak hanya terbatas pada fungsi medis dan kemanusiaan. Keduanya juga dimanfaatkan sebagai alat perjuangan oleh pihak Republik Indonesia dan pemerintah Belanda untuk mencapai kepentingan politik masing-masing.

Palang Merah, dengan posisi fleksibel dan kebal hukumnya, menjadi sarana ideal sebagai petugas medis yang berperan sebagai agen spionase dan kurir senjata bagi kedua kubu militer yang saling bertikai. Keistimewaan ini memberikan fleksibilitas yang memudahkan peran Palang Merah dalam konflik tersebut.

Dualisme antara status nasional dan independensi Palang Merah menciptakan dilema. Meskipun diharuskan tunduk pada hukum dan regulasi pemerintah, PMI dan NERKAI cenderung mengutamakan kepentingan politik negara daripada prinsip kemanusiaan internasional.

Berdirinya dua lembaga Palang Merah di Indonesia dapat diartikan sebagai langkah politis untuk memperkuat kedaulatan masing-masing negara. PMI dimanfaatkan oleh Republik sebagai alat diplomasi, sementara NERKAI berperan sebagai instrumen kesehatan negara Belanda yang menunjukkan eksistensi kolonialnya.

Status ganda keanggotaan Palang Merah, baik sebagai petugas medis maupun bagian dari militer, menciptakan nuansa militerisme. Pola mobilisasi yang menyerupai Divisi Kesehatan Militer membuat Palang Merah terlibat dalam definisi politik "kawan" dan "lawan," tidak selaras dengan prinsip netralitasnya.

Peran kontroversial Palang Merah selama Perang Kemerdekaan Indonesia mengubah pandangan historis kita. Meskipun terlibat dalam instrumen politis-militer, kehadiran aspek humanis melalui gerakan Palang Merah menegaskan bahwa perang tidak hanya tentang kekerasan, tetapi juga tentang menyelamatkan dan mengobati. Sukarelawan PMI dan NERKAI menjadi bagian penting dalam perjuangan kemerdekaan, menciptakan dampak besar pada kondisi selama periode 1945-1949.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun