Langkah inovatif ini membuktikan bahwa Bluebird mampu membaca kebutuhan pasar sekaligus menjalankan tanggung jawab sosialnya. Dengan terus mengedepankan layanan yang inklusif dan berkelanjutan, Bluebird tidak hanya membangun keunggulan kompetitif tetapi juga menciptakan dampak positif yang signifikan di masyarakat.
Kolaborasi Strategis: Merangkul Lawan untuk Menang
Bluebird memahami bahwa melawan arus disrupsi digital secara frontal bukanlah strategi yang bijak. Oleh karena itu, manajemen memilih untuk berkolaborasi dengan Go-Jek, salah satu pemain terbesar di industri transportasi online.
Kolaborasi ini menghasilkan fitur Go-Blue Bird, yang memungkinkan pengguna memesan taksi Bluebird melalui aplikasi Go-Jek. Selain itu, sebagian armada Bluebird juga mendukung layanan Go-Car, memungkinkan pelanggan menikmati kenyamanan taksi dengan tarif kompetitif.
Strategi ini mencerminkan prinsip Sun Tzu dalam The Art of War: "Keep your friends close, and your enemies closer." Alih-alih menjadi rival yang saling menjatuhkan, Bluebird dan Go-Jek memilih untuk bersinergi, menciptakan nilai bersama bagi pelanggan mereka.
Meski langkah ini menuai pro dan kontra, kolaborasi strategis dengan pemain digital seperti Go-Jek membuktikan kematangan Bluebird dalam membaca perubahan lanskap bisnis. Langkah ini juga menjadi contoh bagaimana fleksibilitas dan adaptasi dapat menjadi kunci keberhasilan di era kompetisi digital.
Kisah kebangkitan Bluebird di era digital adalah bukti nyata bahwa inovasi yang tepat sasaran dapat mengatasi tantangan terbesar sekalipun. Dalam menghadapi disrupsi layanan transportasi berbasis aplikasi, Bluebird menunjukkan keberanian untuk berubah, baik melalui transformasi digital, inovasi layanan, maupun kolaborasi strategis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H