Pernahkah kau berada di keramaian orang, tapi kau merasa terasingkan dari duniamu sendiri? Atau menjadi seorang pribadi yang sangat hati-hati, sangat pemalu, dan bahkan sering merasa risau dengan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan banyak orang. Jika begitu, mungkin kau adalah salah satu orang yang memiliki kepribadian tertutup atau dalam istilah psikologi disebut dengan 'introvert'.
Orang-orang introvert lebih suka menyendiri. Lebih nyaman dengan kesunyian. Namun, bukan berarti mereka terjerat dalam kesedirian. Memang benar, berinteraksi dengan banyak orang, berada di ruang publik dan 'terpaksa' menjadi pembicara dalam suatu bidang (jika kau seorang pelayan publik) adalah sesuatu yang sangat menghabiskan energimu. Tapi bukan berarti kau tidak bisa mengatasinya.
Cobalah untuk mengakui segala kekuranganmu. Dan jadikan itu sebagai kelebihanmu. Mulailah untuk berinteraksi dengan memilih seorang kawan yang mungkin bisa kau ajak diskusi. Membahas serangkaian mimpi atau projek bersama untuk mencapai suatu kemajuan. Mungkin kau akan tergagap dalam sebuah pembicaraan, tapi teman yang baik akan mengerti kekuranganmu dan tidak akan menertawakanmu. Dia akan membimbingmu. Mendengarkan keluh kesahmu dan terkadang juga memberikan sebuah solusi. Tidak perlu banyak. Kau hanya butuh beberapa. Atau mungkin hanya butuh satu orang, salah satunya adalah pasanganmu.
Teman sefrekuensi bisa berasal dari keluarga dekat, bisa berasal dari teman kerja, atau bisa juga tetangga depan rumah. Teman seperti itu tidak harus selalu bersama. Cukup di suatu waktu, di sebuah kesempatan, kau bertemu dengannya. Saling bertukar ide, atau hanya sedikit bersenda gurau. Itu cukup untuk mengisi energimu atau lebih dahsyatnya lagi bisa memantik semangatmu.Â
Jika kau tidak bisa menemukan teman seperti itu, maka kertas dan pena bisa menjadi alternatif pilihanmu. Ungkapkan segala perasaanmu ke dalam sebuah tulisan. Menulis akan membuat perasaanmu lebih tenang. Orang-orang introvert biasanya kesulitan berbicara di depan umum, tapi kebanyakan mereka adalah seorang penulis yang handal. Tuliskan sesuatu yang dekat dengan hatimu. Dekat dengan dirimu. Kau bisa menyemangati dirimu sendiri dan menularkan semangatmu kepada orang lain. Mulailah dengan tulisan yang sederhana. Itu bisa membuatmu dan orang-orang yang mengalami hal yang sama denganmu bisa menghadapi dan menjalani kehidupan.
Satu hal lagi yang penting dan paling penting. Mendekatlah kepada Tuhan. Tumpahkan seluruh keluh kesahmu, seluruh impian dan harapanmu. Untuk cita-cita yang tak kunjung jadi nyata. Untuk segala usaha yang sia-sia. Atau airmata yang tak kunjung reda.
Kau tidak pernah sendirian. Ada Tuhan yang selalu menyertaimu. Dia dekat. Lebih dekat dari urat nadimu. Gelarlah sajadah. Bersujudlah. Dan bisikkan seluruh doa-doamu. Kau akan terkesima, betapa mukjizat itu ada. Akan kekuatan Maha Besar yang tidak kau ketahui dari mana asalnya secara tiba-tiba mengatasi segala kesulitanmu. Membantumu untuk mengatasi segala hal.
Dan... 'ketika ikhtiar sudah di garis batas, maka biarkan doa dan takdir bertarung di langit'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H