Mohon tunggu...
Muhimmatul Azizah
Muhimmatul Azizah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

Jadilah yang bermanfaat bagi yang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendadak Menjadi Guru Akibat Covid 19

23 Maret 2020   17:12 Diperbarui: 23 Maret 2020   17:18 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bumi tempat kita tinggal, tempat kita berpijak kini sedang kritis. Boomingnya Covid 19 atau yang biasa disebut dengan virus corona telah meresahkan masyarakat, tidak hanya di tanah air namun di seluruh penjuru dunia. Pemerintah telah menghimbau untuk mengurangi aktivitas yang melibatkan orang banyak.

Dampak dari covid 19 menjadikan akses jalan banyak yang ditutup, aktivitas jadi terhambat, bahkan ada beberapa orang yang sudah melakukan antisipasi dengan membeli persediaan bahan pangan dirumahnya, untuk jaga-jaga jika kedepannya bahan pangan akan sulit didapat.

Tidak hanya itu, dampak lain dari covid 19 terutama di Indonesia menjadikan beberapa masjid harus ditutup, sebagian juga sudah mulai sepi. Sekolah-sekolah diliburkan atau lebih tepatnya pembelajaran dilakakukan di rumah dengan sistem daring. Sungguh miris bumi saat ini.

Dampak dari covid 19 yang menjadikan pembelajaran harus dilakukan dengan sistem daring tidak hanya dilakukan dikalangan mahasiswa, namun dari SD hingga mahasiswa semua menggunakan sistem daring. Mungkin untuk tingkatan SMP, SMA, dan mahasiswa sudah bisa melakukannya secara mandiri, namun bagaimana dengan anak SD? Terlebih mereka yang masih kelas 1, 2, dan 3. Mereka butuh tuntunan dan pengawasan dari orang tua, jika tidak begitu bisa jadi gadget yang harusnya digunakan untuk pembelajaran tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Maka dari itu orang tua terutama ibu kini mempunyai pekerjaan tambahan dengan menemani anaknya untuk melakukan pembelajaran dengan sistem daring. Meski kita semua tahu bahwa pendidikan pertama dan utama adalah keluarga namun lain halnya ketika sudah seperti ini. meskipun ini hanya sementara namun tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan adanya sistem daring ini, bagaimanapun juga orang tua tidak akan bisa menggantikan posisi guru, mereka akan kesulitan terlebih itu bukan profesinya.

Jangankan orang tua yang mungkin tidak sedikit masih gaptek, mahasiswa yang hidup di era milenial saja banyak mengeluh dengan adanya sistem daring ini. Mereka bahkan merasa lebih lelah dari pembelajaran luring karena begitu banyaknya tugas deadline yang tidak begitu menguras tenaga tapi menguras pikiran. Semoga bumi ini cepat membaik hingga semua dapat kembali seperti sedia kala.

Parahnya lagi Ibu-ibu yang kesehariannya masak, mencuci, mengurus suami sebelum berangkat kerja, mengurus anak sebelum anak berangkat sekolah, setelah itu mengurus rumah.

Kini harus pintar-pinta me-manage waktu, karena adanya covid 19 ini menjadikan mereka lebih sibuk dengan lebih fokus terhadap pembelajaran anak. Ibu akan stay sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan guru, ibu akan melakukan sesuai dengan instruksi guru. Satu, dua, tiga hari mungkin ok fine-fine saja, semua masih berjalan dengan baik.

Namun untuk hari ke empat dan berikutnya orang tua mulai merasakan begitu susahnya mengajar dan mendidik anak, belum lagi jika gaptek dan anaknya tidak nurut. Anak akan lebih merasa bebas daripada di sekolah, karena mereka pikir yang mengajar orang tuanya sendiri, yang setiap hari tatap muka dengannya. Banyaknya tugas yang diberikan guru juga membuat pusing dan lelah orang tua, karena sudah pasti untuk kelas satu yang aktif orang tuanya bukan anaknya, mungkin bisa dikatakan wajar karena masih kelas satu.

Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah berprofesi sebagai guru, apalagi kedua orang tuanya menjadi guru. Mereka akan kerepotan dalam menangani anaknya di rumah, karena meski sekolah diliburkan guru tetap masuk. Iya kalau anak kecilnya mempunyai kakak, mungkin yang jadi sasaran untuk membantu ya kakaknya itu. Tpi jika tidak? Entahlah mereka sudah punya strategi masing-masing untuk menangani masalah itu.

Sebagai orang yang bijak dalam menyikapi covid 19, seharusnya kita dapat mengambil hikmah dari ujian yang diberikan Allah. Terutama untuk orang tua, berpikirlah sebelum bertindak. Jangan sedikit-sedikit menuntut terhadap guru, guru juga manusia biasa bukan malaikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun