Mohon tunggu...
Muhima Falasifa
Muhima Falasifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menjadi mahasiswa aktif di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

saya adalah orang yang rajin dan pekerja keras

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket

17 Juli 2024   18:54 Diperbarui: 17 Juli 2024   18:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk pikuk isu kelestarian lingkungan dan krisis energi, secercah harapan muncul dari limbah yang selama ini terabaikan: bonggol jagung. Limbah hasil panen jagung ini, yang seringkali dibuang atau dibakar, menyimpan potensi besar untuk diubah menjadi briket, bahan bakar padat yang ramah lingkungan dan ekonomis. Pemanfaatan briket bonggol jagung bukan sekadar solusi cerdas, tetapi juga langkah nyata menuju masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Bonggol jagung, atau yang dalam bahasa Jawa disebut batang jagung, adalah bagian tengah dari tongkol jagung yang tersusun dari serat kasar dan berwarna putih atau krem. Bonggol jagung seringkali dianggap sebagai limbah yang tidak terpakai dan hanya dibuang begitu saja. Hal ini menyebabkan permasalahan lingkungan dan kehilangan potensi ekonomi. Limbah   jagung   merupakan limbah organik yang jika diolah dengan maksimal dapat memberikan manfaat banyak dan menambah income perekonomian.

Setiap tahun, Indonesia menghasilkan jutaan ton bonggol jagung. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan tepat, dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah. Namun, dengan teknologi dan inovasi, bonggol jagung dapat diubah menjadi briket, bahan bakar alternatif yang memiliki daya bakar tinggi dan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara atau kayu bakar.

Dengan demikian, pengolahan limbah bonggol jagung menjadi briket merupakan langkah yang tepat untuk memanfaatkan limbah yang terdapat di Desa Sajen. Briket bonggol jagung merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari limbah pertanian, yaitu bonggol jagung dan dicampur sedikit dengan batok kelapa. Briket ini merupakan salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi limbah pertanian dan menggantikan bahan bakar fosil. Sehingga, dapat meningkatkan nilai ekonomis, menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan meningkatkan ketahanan energi. Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias dengan adanya program kerja tentang pemanfaatan limbah bonggol jagung menjadi lebih bernilai dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. KKN dengan program kerja ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap warga Desa Sajen maupun masyarakat luas lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun