Mohon tunggu...
MUH IHSAN PATAU
MUH IHSAN PATAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleh Kendari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi membuat kanten atau artikel yang menarik untuk di upload di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rekor Surplus Neraca Dagang Indonesia: Prestasi Menakjubkan di Era Jokowi

15 November 2023   18:48 Diperbarui: 15 November 2023   18:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neraca dagang Indonesia berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mencatat surplus selama 42 bulan berturut-turut, menandai salah satu capaian terpanjang dalam sejarah Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 mencapai US$ 3,48 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 3,41 miliar. Pencapaian positif ini telah berlangsung sejak Mei 2020, mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global.

Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan dari sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi negara. Harga batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) yang melonjak setelah perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 menjadi salah satu faktor utama. Sementara itu, penurunan impor akibat dampak pandemi Covid-19 turut berkontribusi pada pencapaian surplus yang luar biasa ini.

Harga komoditas seperti batu bara dan CPO terus menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia, didorong oleh meningkatnya permintaan global. Faktor cuaca yang ekstrem di beberapa negara seperti China, Vietnam, Jepang, dan India meningkatkan kebutuhan akan batu bara, menjaga tingginya tingkat ekspor Indonesia.

Surplus neraca perdagangan selama 42 bulan ini membawa pencapaian pemerintahan Jokowi setara dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mencatatkan surplus perdagangan selama 42 bulan dari Oktober 2004 hingga Maret 2008. Prestasi ini merupakan yang terpanjang dan terbaik dalam satu periode pemerintahan setelah era reformasi.

Sebagai perbandingan, surplus terpanjang yang pernah dicapai Indonesia terbentang selama 153 bulan dari Juli 1995 hingga Maret 2008. Periode ini melibatkan beberapa presiden, termasuk Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri.

Dalam konteks ini, prestasi surplus neraca dagang selama 42 bulan di era Jokowi menjadi bukti kuat keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang berhasil dilaksanakan. Meskipun mencapai rekor ini, tantangan global tetap ada, dan peran pengelolaan ekonomi yang bijak akan terus menjadi kunci keberlanjutan prestasi ekonomi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun