Mohon tunggu...
MUH IHSAN PATAU
MUH IHSAN PATAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleh Kendari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi membuat kanten atau artikel yang menarik untuk di upload di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ringgit Malaysia Ambruk, Mantan PM Malaysia Usulkan Solusi ala Soeharto?

6 November 2023   15:58 Diperbarui: 6 November 2023   16:07 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ringgit Malaysia terus mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengusulkan sebuah solusi yang pernah digunakan oleh Indonesia hampir tiga dekade yang lalu. Ia menyarankan agar Malaysia mempertimbangkan untuk mematok nilai tukar ringgit agar stabil, mengikuti jejak kebijakan yang pernah diterapkan Indonesia saat Krisis Keuangan Asia pada akhir tahun 1990an.Ringgit Malaysia telah mengalami depresiasi sekitar 8% terhadap dolar AS dalam tahun ini saja, dan kondisi ini memengaruhi kinerja aset-aset Malaysia. Peningkatan suku bunga AS telah mendorong dana keluar dari negara ini, dan Bank Negara Malaysia (BNM) terpaksa menjaga tingkat suku bunga utama mereka rendah untuk mencoba menahan ringgit agar tidak semakin terpuruk.

Dalam sebuah wawancara, Mahathir mengatakan bahwa mematok ringgit adalah langkah yang harus dipertimbangkan untuk mengatasi pelemahan mata uang mereka. Ia mengacu pada kebijakan yang pernah diterapkan saat Krisis Keuangan Asia, di mana ringgit Malaysia dipatok pada tingkat tertentu untuk menjaga stabilitasnya.

Meskipun Mahathir mengusulkan solusi ini, BNM belum memberikan tanggapan resmi mengenai potensi patokan ringgit. Pada tahun 1998, saat Krisis Keuangan Asia, Malaysia menerapkan kebijakan yang termasuk kontrol modal, kebijakan nilai tukar tetap, fiskal ekspansif, dan suku bunga rendah.

Keputusan ini membantu mengendalikan tekanan pada cadangan devisa negara dan memberikan stabilitas ekonomi, tetapi juga memiliki konsekuensi besar terhadap pergerakan dana di dalam negeri dan luar negeri.

Kendati demikian, usulan Mahathir menggugah kembali kenangan tentang krisis keuangan yang pernah mengguncang Asia Tenggara pada tahun 1997-1998, dengan harapan dapat membantu mengatasi tekanan yang dihadapi oleh ringgit Malaysia dalam kondisi yang tidak stabil saat ini. Pada tahun ini, ringgit Malaysia tercatat telah melemah sekitar 7,4%, menghadapi tantangan yang serupa dengan banyak mata uang negara berkembang di Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun