Mohon tunggu...
MUH IHSAN PATAU
MUH IHSAN PATAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleh Kendari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi membuat kanten atau artikel yang menarik untuk di upload di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Palestina Negara yang Malang

5 November 2023   17:07 Diperbarui: 5 November 2023   18:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palestina, Negara yang Malang

Di tanah yang merah berdebu, Palestina terbaring,
Negara yang malang, di tengah pertempuran panjang,
Dihiasi dengan sejarah dan keindahan alam yang megah,Namun, diselimuti oleh duka dan kepedihan yang mendalam.
Tahun demi tahun, pertempuran tak kunjung usai,
Rakyat Palestina, hati mereka penuh dengan api,
Mereka berjuang untuk hak mereka, untuk tanah yang suci,
Dalam bayangan tembok-tembok yang memisahkan dan membagi.

Jerusalem, kota suci, yang menjadi pusat konflik,
Dua agama bersaing untuk kekudusan di dalam tembok batu,
Tapi rakyat Palestina yang malang, mereka hanya ingin hidup dalam damai,
Di bawah langit biru, tanpa ancaman, di bawah matahari terbit yang cerah.

Mereka menghadapi kesulitan sehari-hari, kekurangan dan blokade,
Tetapi semangat mereka tak pernah padam, mereka tak pernah menyerah,
Mereka bermimpi tentang hari ketika tanah mereka akan merdeka,
Dan perdamaian akan datang, membawa harapan dan kebahagiaan yang tulus.

Palestina, negara yang malang, tetap menjadi simbol perjuangan,
Untuk keadilan dan hak asasi, untuk masa depan yang lebih baik,
Kami berdiri bersama, dengan hati yang terbuka dan tulus,
Mendoakan perdamaian dan kebahagiaan untuk rakyat Palestina, negara yang malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun