Mohon tunggu...
MUH IHSAN PATAU
MUH IHSAN PATAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleh Kendari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi membuat kanten atau artikel yang menarik untuk di upload di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Matahari Mendekati Daratan Indonesia? Inilah Yang Akan Terjadi!!

30 Oktober 2023   05:06 Diperbarui: 31 Oktober 2023   05:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, seperti yang diobservasi oleh BMKG, adalah fenomena yang harus diperhatikan dan dipahami. Pada periode tertentu, suhu maksimum mencapai 38 derajat Celsius, yang cukup tinggi dan berdampak pada keseharian masyarakat.Pertama-tama, kita harus memahami mengapa cuaca panas ekstrem terjadi. BMKG mengidentifikasi beberapa faktor penyebab utama. Pertama, minimnya pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama pada siang hari, berkontribusi pada intensitas sinar matahari yang mencapai permukaan tanah. Sinar matahari yang tidak terhalang oleh awan menyebabkan suhu pada siang hari menjadi sangat tinggi. Kondisi cuaca cerah ini diperparah oleh musim kemarau yang masih berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia.Selain itu, posisi matahari yang semakin mendekati selatan ekuator, khususnya di akhir September, juga berdampak besar pada peningkatan suhu udara. Wilayah Indonesia di selatan ekuator, seperti Jawa hingga Nusa Tenggara, menerima penyinaran matahari yang lebih intens, yang menyebabkan suhu udara naik secara signifikan. Ini adalah fenomena astronomis yang berkontribusi pada cuaca panas ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.

Selain faktor-faktor tersebut, kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memainkan peran penting dalam menentukan cuaca panas ekstrem. Angin kering dari Australia, misalnya, mengakibatkan kelembaban udara yang rendah, sehingga cuaca panas semakin menyengat.

Menariknya, meskipun cuaca panas ekstrem ini meningkatkan suhu, Indonesia tidak mengalami gelombang panas seperti di beberapa wilayah lain. Hal ini disebabkan oleh keberadaan laut yang luas di sekitar kepulauan Indonesia, yang berfungsi sebagai pendingin alami. Lautan ini membantu mencegah kenaikan suhu rata-rata lebih dari 5 derajat Celsius selama 5 hari berturut-turut.

Untuk melihat perkembangan cuaca panas ekstrem ini, BMKG memprediksi bahwa kondisi cuaca cerah masih akan mendominasi pada siang hari selama periode Oktober. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk menjaga kesehatan dan memastikan tubuh tetap terhidrasi, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya dapat terjadi akibat cuaca panas ekstrem.

Sementara itu, BMKG juga mencatat bahwa faktor iklim seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif berkontribusi pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan cuaca panas terik yang semakin meningkat. El Nino yang berlangsung hingga Januari-Februari tahun depan diprediksi akan melemah hingga Maret, sehingga cuaca panas ekstrem masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan sebelum berakhir pada April.

Cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia merupakan peringatan penting tentang pentingnya pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi iklim dan cuaca. Selain itu, pemantauan dan peringatan dini dari badan meteorologi seperti BMKG sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Saat cuaca menjadi semakin ekstrem di berbagai belahan dunia, pemahaman tentang penyebab dan dampak cuaca ekstrem menjadi semakin penting. Artikel ini memberikan gambaran komprehensif tentang situasi cuaca panas ekstrem di Indonesia dan upaya yang dilakukan oleh BMKG untuk memberikan peringatan dan rekomendasi kepada masyarakat.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab cuaca panas ekstrem dan bagaimana mereka berinteraksi, masyarakat dan pemerintah dapat lebih siap menghadapi tantangan cuaca ekstrem di masa depan. Upaya untuk menjaga kesehatan, memastikan hidrasi tubuh, dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak buruk dari cuaca panas ekstrem.

Penting juga untuk terus memantau perkembangan cuaca dan informasi dari badan meteorologi yang terkait. Dengan pengetahuan yang memadai, kita dapat lebih baik bersiap menghadapi perubahan cuaca yang ekstrem dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul akibatnya. Cuaca ekstrem adalah tantangan nyata, tetapi dengan pemahaman dan persiapan yang tepat, kita dapat mengatasi dampaknya dan menjaga kesehatan dan keselamatan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun