Mohon tunggu...
Din Muhidin
Din Muhidin Mohon Tunggu... Penulis - Motivator

Menulis untuk berbagi informasi, ide atau gagasan. Bertujuan, dapat bermanfaat terhadap sesama. I IG: dinmuhidin10

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Batik Nasional, Mampukah Pemerintah Melestarikan Batik?

3 Oktober 2021   14:11 Diperbarui: 3 Oktober 2021   14:12 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokow Widodo memakai baju batik di acara resmi kenegaraan. Sumber: Instagram Jokowi

Pemerintah Indonesia menetapkan hari Batik Nasional yang jatuh saban tanggal 2 Oktober. Upaya ini patut diapresiasi dan diacungkan jempol.Batik adalah salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia. Harus dilestarikan, kalau nggak begitu akan dicaplok oleh negara lain.

Masih ingatkah? Sempat ramai soal budaya Indonesia diklaim oleh negara tetangga, Malaysia. Apa saja yang diklaim Negeri Jiran itu, yakni Reog Ponorogo, Batik, Tari Pendet dan lagu Rasa Sayange.

Tentu kita sebagai rakyat Indonesia tidak mau milik (budaya) kita dirampas oleh negara lain. Maka, upaya yang dilakukan pemerintah terkait batik adalah sangat tepat.

Pada 4 September 2008 pemerintah Indonesia mendaftarkan batik ke UNESCO. Setahun kemudian, pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan kemanusiaan budaya lisan dan budaya tak benda atau Masteripieces of the Oral And Intangible Heritage of Humanity.

Kabar baik itu membuat rakyat Indonesia bersuka cita. Ini menunjukkan bahwa tidak diragukan lagi batik merupakan warisan budaya asli Indonesia. Dunia telah mengakuinya. Jadi, tidak akan ada lagi negara manapun yang mengklaim batik sebagai kepunyaannya.

Melalui Kepres No 33 Tahun 2009, pemerintah menetapkan hari Batik Nasional sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengembangan batik Indonesia. Sehingga setiap 2 Oktober masyarakat diwajibkan untuk mengenakan baju batik.

Lantas sejauh mana masyarakat memakai baju batik di hari Batik Nasional? Saya menilai masyarakat Indonesia bangga mengenakan batik. Di hari Batik Nasional banyak yang mengenakan batik. Baik di sekolah, maupun di perkantoran.

Batik telah menjadi bagian gaya hidup. Pakai batik membuat penampilan jadi keren. Selaras dengan itu, pemakaian batik tidak hanya di acara kenegaraan, kantor, melainkan juga di acara resepsi pernikahan, dan acara non formal lainnya.

Dengan demikian, saya melihat ke depan batik akan tetap berkembang dan terjaga kelestariannya. Tentu saja, perusahaan produksi batik harus terus melakukan inovasi terhadap produk batik. Sehingga motif yang diciptakan akan tetap disukai masyarakat, karena mengikuti tren kekinian.

Di sisi lain, kita bangga. Banyak orang-orang luar negeri mulai dari Presiden, pejabat negara, pemain sepakbola, pengusaha top, bahkan artis luar yang tidak malu memakai batik. Seperti: Presiden AS Barack Obama, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Grup K-Pop Seventeen (S Coups, Jeonghan, dan Wonwoo), Bill Gates, Zinedine Zidane, dan Kate Middleton. So, siapa takut pakai batik! (Din Muhidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun