Mohon tunggu...
Din Muhidin
Din Muhidin Mohon Tunggu... Penulis - Motivator

Menulis untuk berbagi informasi, ide atau gagasan. Bertujuan, dapat bermanfaat terhadap sesama. I IG: dinmuhidin10

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Butuh Tuhan

30 September 2021   08:50 Diperbarui: 30 September 2021   09:08 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi: Butuh Tuhan

Hidup gak jauh dari masalah. Gudang masalah. Tempat ujian. Berbagai cara makhluk berakal dalam menyelesaikan masalah. Ujungnya, dekati Tuhan. Gak ada cara lain.

Tuhan gak butuh kita. Kita yang butuh Tuhan. Sang Maha Pencipta - Al Khaliq - Sang Maha Memberi Kesejahteraan - As Salaam - Sang Maha Merajai - Al Malik - Sang Maha Mengatur - Al Muhaimin.

Raja. Presiden. Pejabat. Orang-orang super kaya. Adalah makhluk lemah. Bukan tempat meminta. Mereka pun sama galau. Takut miskin. Takut…takut…takut…Takut mati.

Tuhan. Tuhan. Tuhan. Dekati lah. Mintalah. Minta ampun. Minta rezeki. Minta sehat. Minta barakah. Mintalah Dunia - Akhirat. Dia Sang Maha pemberi Karunia - Al Wahhaab- Sang Maha Pemberi Rezeki - Ar Razzaaq. Jangan pernah lelah. Bosan.

Di tengah orang pada terlelap. Mimpi indah. Berselimut mimpi. Berselimut birahi. Berselimut maksiat. Ada tangan-tangan menengadah pada Tuhannya. Doa dipanjatkan. Minta apapun. Dekat dengan Tuhannya. Gak takut dengan hari esok. Yakin akan Tuhan.

Tak lama. Suara panggilan merdu terdengar di seluruh dunia. Allahu Akbar…hayya ‘alassalah - marilah salat….Assolatuhoiruminannaum - salat lebih baik daripada tidur. Sebelah rumah, terdengar menghidupkan kuda besinya. Tetangga rumah menyeret sendal tipisnya. Lelaki tua.

Berkumpullah manusia ingat Tuhan. Di rumah Tuhan. Mensyukuri nikmat Tuhan. khusuk. Muda - tua. Sehat - sakit. Kaya - miskin Putih - hitam. Bagus rupa - buruk rupa. Menengadahkan tangannya. Satu, hanya berharap pada Tuhannya.

Tangerang, Din Muhidin
30 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun