Mohon tunggu...
Muh Ibnu Sina
Muh Ibnu Sina Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Psikolog Klinis/RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara/Anggota Ikatan Psikolog Klinis Wilayah Jawa Tengah

Satu Satunya Pria Psikolog Klinis yang Eksotis Item Manis Tanpa Pemanis Buatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

No Worry, We're Healthy, We`re Happy

20 November 2022   13:00 Diperbarui: 20 November 2022   13:17 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemeriahan Hari Kesehatan Nasional 2022, Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku belum usai. Kali ini, Minggu 20 November 2022, sejumlah Organisasi Profesi bersinergi dengan RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara menyelenggarakan kegiatan layanan kesehatan gratis saat Car Free Day (CFD) di Joglo Alun – alun Banjarnegara, dari jam 06.00 – 09.30 waktu setempat. Organisasi Profesi tersebut terdiri dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Ikatan Fisioterapis Indonesia (IFI) Cabang Banjarnegara, Ikatan Terapis Wicara Indonesia (IKATWI) Cabang Banyumas, Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) Cabang Banjarnegara. Kegiatan ini diberi tajuk MELANKOLIS : Memberi Layanan Kesehatan Kolaborasi Para Terapis dengan tema “No Worry, We’re Healthy, We’re Happy” .

Masyarakat Banjarnegara dapat menikmati layanan pemeriksaan klinis (asesmen kesehatan) dari fisik, psikologis, maupun kemampuan / hambatan wicara. Lalu, masyarakat Banjarnegara bisa memilih beragam penanganan tindak lanjut sesuai hasil asesmen tersebut. Ada juga pemeriksaan klinis lain seperti pemeriksaan tensi darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Kesemua layanan tersebut tersaji secara gratis dan full doorprize. Tidak hanya itu, kegiatan layanan kesehatan gratis ini juga sarat dengan edukasi kesehatan masyarakat melalui media ular tangga. Masyarakat diajak untuk sehat, bahagia, sekaligus cerdas mandiri.

Adanya sinergi para tenaga kesehatan atau terapis dimaksudkan agar masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya dapat memahami dan mandiri dalam menjaga kesehatan secara utuh (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual). Sehat secara utuh dimaknai sebagai keberfungsian secara optimal antara fisik, psikologis, sosial dan spiritual, tidak hanya terbebas dari sakit saja (Setyawan, 2010). Seseorang dikatakan sehat maka fisik, mental, sosial dan spiritualnya berfungsi dengan optimal.

Di sisi lain, prinsip kegiatan ini merupakan kegiatan promosi dan prevensi. Hal ini selaras dengan perubahan paradigma layanan kesehatan yang tidak hanya menitikberatkan pada kurasi dan rehabilitasi. Karenanya, kegiatan ini tidak hanya terdiri dari pemeriksaan dan penanganan klinis melainkan juga beragam edukasi terkait dengan kesehatan secara utuh, untuk semua kalangan dari anak hingga dewasa.

Tema dalam MELANKOLIS 2022 yakni “No Worry, We’re Healthy, We’re Happy” (Tidak Khawatir, Kita Sehat dan Kita Bahagia). Sejenak, tema ini mengajak kita untuk bernostalgia pada lagu “Don`t Worry Be Happy” yang dilantunkan oleh Bobby McFerrin, dirilis 1988 (www.kompas.com). Bagi penulis, lagu ini sangat menarik dimana liriknya mengandung makna ajakan untuk selalu bergembira meski dalam situasi yang menekan dan tidak mengenakkan.

No Worry

Tidak Khawatir. Dengan adanya pemeriksaan secara komprehensif yakni fisik, psikologis, maupun sosial tentunya akan muncul keyakinan bahwa masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya secara utuh. Pengetahuan dan informasi tersebut akurat, secara langsung / luring  dari ahli yang memang berkompeten di bidangnya. Hal ini akan mengikis kemungkinan adanya perilaku mendiagnosa diri sendiri (Self Diagnose) yang saat ini semakin marak terjadi di masyarakat luas.

White dan Horvitz (dalam Maskanah, 2022) menjabarkan bahwa self diagnose adalah upaya memutuskan bahwa diri sedang mengidap suatu penyakit tertentu berdasarkan informasi yang diketahui, bukan dari ahli terkait secara langsung. Self diagnose ini biasanya dilakukan karena rasa penasaran atau keingintahuan (kepo) dengan gejala yang sedang dialami yang kemudian dibandingkan dengan referensi yang dimiliki. Perilaku Self Diagnose ini bisa dilakukan siapapun seiring dengan masifnya informasi dan pesatnya kemajuan teknologi. Memang cenderung praktis, dan mudah diakses.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maskanah (2022), mengungkapkan bahwa perilaku self diagnose memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental. Seseorang menjadi lebih sering khawatir, gelisah, takut berlebihan, dan mencemaskan peristiwa mendatang yang belum tentu terjadi. Makanya, kegiatan MELANKOLIS 2022 ini tentunya hadir agar mengikis perilaku mendiagnosa diri sendiri tersebut.

We’re Healthy         

Kita Sehat. Seringkali, kesehatan dimaknai sempit, yakni terhindarnya dari sakit. Lebih sempit lagi, kesehatan hanya dikaitkan dengan kondisi fisik saja. Seorang wartawati senior, Anwar (2020) menegaskan ada keterkaitan erat antara fisik dengan mental. Kondisi sehat tidak terlepas dari aspek fisik dan psikologis, karena tubuh dan mental atau pikiran itu satu kesatuan yang saling berpengaruh.

Gale (2022) menambahkan, kesehatan tidak hanya terdiri dari kesehatan fisik dan psikologis saja melainkan dapat dilihat dari aspek interaksi sosial. Bahkan, Gale juga menjabarkan kesehatan individu terwujud dari aktivitas spiritualnya, yang bisa jadi dari perilaku beragamanya, tentang kualitas hidup spiritualnya dan lain semisalnya. Pernyataan ini selaras dengan Setyawan (2010) tersebut di atas bahwa paradigma sehat sudah menyeluruh, holistik. Pelayanan kesehatan pun tidak hanya kuratif dan rehabilitatif melainkan melakukan upaya masif pada sektor promosi dan prevensi kesehatan.

Jika masyarakat sudah diperiksa sekaligus mendapatkan penanganan sesuai asuhan terapis yang terkait, maka masyarakat akan semakin yakin bahwa dirinya dalam kondisi sehat. Jika tidak dalam kondisi sehat, minimal masyarakat memahami apa saja yang harus dilakukan selanjutnya, bisa dengan merubah pola hidup secara mandiri atau mendapatkan penanganan klinis lebih lanjut dan berkesinambungan.

“Kita Sehat!” merupakan suatu penegasan, penguatan (afirmasi) positif dalam diri. Harapannya, kita dapat mengoptimalkan kemampuan diri kita untuk beragam hal. Kita mampu mengelola diri dalam tekanan, bekerja dengan produktif, dan bisa memberikan kebermanfaatan bagi orang lain di sekeliling kita. 

We’re Happy

Kita Bahagia! Setelah mengetahui kondisi diri sehat, merasa nyaman dan tidak khawatir, maka diri kita akan bahagia. Atau, jikalau ternyata hasil pemeriksaan diri menyimpulkan bahwa diri kita sedang “tidak sehat” maka akan segera mendapatkan penanganan dari para terapis terkait (Psikolog Klinis, Fisioterapis, dan Terapis Wicara). Kondisi sehat ini menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada kebahagiaan seseorang.

Hasil penelitiannya Miranti (2014) bahwa ada ragam faktor yang memoengaruhi kebahagiaan dalam keluarga, salah satunya adalah kesehatan keluarga. Jika anggota keluarga sehat, maka akan tercipta kebahagiaan di dalam keluarga itu. Lain ceritanya dalam penelitian Wulandari & Widiastuti (2014) seseorang yang sehat fisik dan mentalnya akan sangat berpengaruh pada kebahagiaan saat dirinya bekerja. Maknanya, jika kondisi seseorang itu sehat seutuhnya maka dirinya akan bahagia terutama saat di lingkungan kerja. Berarti, kesehatan dan kebahagiaan seseorang berhubungan erat dengan etos kerja individu.

Referensi :

Anwar, Desi (2020). Apa Yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian : The Art Of Solitude. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Gale, Laura. (2022). Biopsychosocial-Spiritual Assessment : An Overview. Cinahl Information System, a division of EBSCO Information Services, 1509 Wilson Terrace, Glendale, CA 91206

Maskanah, Imas. (2022). Fenomena Self-Diagnosis di Era Pandemi COVID-19 dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental. JoPS: Journal of Psychological Students. Vol.1 No.1 (2022): 1-10. DOI: 10.15575/jops.v1i1.17467. https://journal.uinsgd.ac.id. Diunduh 19 November 2022 

Miranti, Asih. (2014). Faktor – Faktor Pembentukan Kebahagiaan dalam Keluarga. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyawan, Febri Endra Budi. (2010). Paradigma Sehat. Saintika Medika : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. Vol. 6 No. 1 Januari 2010. DOI: https://doi.org/10.22219/sm.v6i1.1012; https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1012 

Wulandari, Siska & Widyastuti, Ami. (2014). Faktor – faktor kebahagiaan di Tempat Kerja. Fakuktas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1.  

https://www.kompas.com/hype/read/2021/10/04/172000566/lirik-dan-chord-lagu-don-t-worry-be-happy-bobby-mcferrin?

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun