Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Karya Nyata (Strategi Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Modal Usaha antara PKBM dengan UD.Ngudi Mulyo)

15 April 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 2685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_1605" align="aligncenter" width="170" caption="LKN PTK-PAUDNI 2012"][/caption]

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Pasal 26 BAB VI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan bagian dari lembaga yang berperan dalam pendidikan nonformal (Tim Redaksi Pustaka Yustisia, 2011:130). Peran tersebut selaras dengan konsep penanggulangan kemiskinan yang dapat ditempuh melalui empat jalur, yaitu peluasan kesempatan, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas dan perlindungan sosial (Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, 2007:33).

Konsep penanggulangan kemiskinan mengarah pada tujuan pembangunan negara yang indikatornya adalah meningkatnya kesejahteraan rakyat dalam wujud berupa meningkatnya penghasilan dan dapat bertahan hidup (Soedijarto, 2008:310). Masyarakat memiliki keterampilan dan kecakapan hidup yang bernilai komersil dan menguntungkan, dengan terpenuhinya kewenangan dan kapasitas masyarakat yang dibutuhkan dalam proses pemberdayaan masyarakat (Soetomo, 2011:88).

Dalam rangka pemberdayaan potensi masyarakat ini, mereka dibina dan dilatih oleh salah satunya ialah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Laily Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, sebagai bentuk partisipasi seluruh masyarakat mengisi proses pembangunan nasional (Mohammad Ali, 2009:48). Harapannya, mereka mampu bekerja pada sebuah perusahaan atau pengusaha, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008:2).

Made Pidarta (2009:184) menerangkan pengguna tenaga kerja lebih mengutamakan memilih calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan bekerja yang baik, bukan kepemilikan atas ijazah jenjang pendidikan tertentu. Ini kenyataan di dunia kerja yang juga mendasari upaya PKBM Laily tersebut.

Oleh karena itu, seharusnya PKBM Laily berperan besar membantu masyarakat untuk memperoleh akses kesempatan belajar keterampilan tertentu. Dengan kewenangannya, PKBM Laily akan lebih maksimal dan optimal jika semua aspek perencanaan program, manajemen operasional lembaga dan unit kegiatannya dapat berjalan dengan baik dengan terpenuhinya faktor pendanaan yang merupakan sumber penggerak menjalankan roda pemberdayaan masyarakat (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011:256). Bahkan, sebelum dilaksanakannya sebuah program, faktor ketersediaan dana juga menentukan kelancaran dalam proses perencanaan yang kedudukannya sangat urgen bagi sebuah lembaga (Udin Syaefudin Sa'ud dan Abin Syamsuddin Makmun, 2007:33).

Secara nasional memang pendidikan memerlukan anggaran dana bersumber APBN dan APBD, dan saat ini sudah dialokasikan sebesar 20% dari total APBN dan APBD (Soedijarto, 2008:347). Akan tetapi PKBM memiliki tanggungjawab keseharian untuk pengelolaan yang menjamin kemandirian lembaga sehingga anggaran pendidikan bersumber APBN maupun APBD yang dikucurkan dapat terserap dengan baik untuk pemberdayaan masyarakat.

Pada awal berdirinya PKBM Laily, meskipun belum ada penopang dana, kegiatan harian lembaga masih bisa dijalankan meskipun seadanya dan tersendat-sendat. Seiring derap perkembangan pendidikan non formal yang menuntut kerja keras dan konsentrasi pikiran, keadaan tersebut tentu menjadikan lembaga gagal memenuhi kebutuhan operasional pengelolaannya, tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup pengurus dan kordinator yang menanganinya. Artinya, PKBM Laily belum memiliki sumber dana yang menjamin operasional lembaga, kesejahteraan dan kelayakan hidup pengurus dan kordinator unit kegiatannya.

Terkendala status lembaga yang tidak bergerak di bidang komersil dan non-profit, PKBM Laily melakukan terobosan baru dengan membangun jaringan kerjasama dengan Sistem Bagi Hasil dengan UD.Ngudi Mulyo. Jaringan ini melibatkan komponen warga belajar lulusan program di PKBM, sehingga sistem bagi hasil ini bersifat tidak langsung. Faktor dana bagi PKBM Laily, meskipun seribu begitu berarti bagi operasional lembaga.

Pengalaman beberapa bulan oleh PKBM Laily tersebut digambarkan dalam makalah Karya Nyata berjudul “Strategi Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Modal Usaha antara PKBM dengan UD.Ngudi Mulyo dalam Upaya Memandirikan PKBM Laily Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”.

Lebih lengkap bisa didonwnload di sini LKN 2012 PTK-PAUDNI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun