GANGGUAN PADA FUNGSI BERPIKIR
Berpikir adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita. Pikiran atau rasio adalah kemampuan psikis untuk meletakkan hubungan dari setiap pengetahuan kita.
Gangguan fungsi berpikir adalah:
1. Kelambanan daya berpikir (Bradyfreni), pasien lambat berpikir, seperti pada penderita amnesia dan cedera otak/geger otak.
2. Percepatan pada pikiran. Pasien menginginkan bercerita banyak, sehingga kurang dipikirkan lebih dahulu apa yang diceritakan.
3. Terputusnya pikiran, bisa disebabkan oleh absensi psikis, epilepsi dan hilang kesadaran singkat.
4. Inkoherensi pada kemampuan berpikir; pikiran kusut, kesadaran hilang, pikiran tidak runtun. Disebabkan oleh : a) pemimpi siang (daydream) di mana pasien melihat berbagai macam gambaran yang tidak teratur dan b) penderita psikosa dan schizofrenia di mana pasien menciptakan kosakata baru, perkataan baru dan istilah baru yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri, yang mengandung magis, sihir, kalimat yang kacau balau.
5. Delusi
Semua pada gangguan pada isi pikiran terjadi peristiwa:
1. Kecenderungan untuk memalsukan realitas atas dasar harapan-harapan dan kecemasan sendiri
2. Menurun atau hilangnya reality testing, hingga orang lain tidak mampu mengoreksi pemalsuan terhadap realitas yang nyata.
GANGGUAN PADA FUNGSI INTELEGENSI DAN DEMENTIA
Intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan dengan tepat segenap alat bantu dari pikiran guna penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (William Stern). Intelek adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir.
Orang yang intelek akan mampu berpikir, menimbang mengkombinasikan, mengambil kesimpulan dan memutuskan sesuatu dalam tempo yang singkat dan efisien. Jiwanya lemas, mampu memecahkan masalah secara efektif, dan berdaya adaptasi tinggi.
Pengaruh milieu (potensi psikis dan fisik yang ada sejak manusia lahir) bisa memajukan intelegensia tetapi juga bisa menghambat fungsi intelegensia.
Gangguan pada intelegensia adalah amentia dan dementia.
Amentia adalah berupa lemah ingatan, gangguan mental. Disebabkan oleh :
1. Faktor keturunan
2. Penyakit sewaktu jania dalam kandungan
3. Luka-luka/cedera otak pada waktu lahir.
Kelompok amentia dibagi : idiocy (orang dengn IQ 25, tidak bisa berkembang dan tidak bisa diajari lagi), imbesil (IQ antara 25-49, gerakan tidak stabil, lamban, ekspresi wajahnya kosong dan ketolol-tololan, reaksi kurang, kurang bisa mengurus diri sendiri, tapi masih bisa melindungi dari bahaya fisik) dan debil (lemah ingatan, IQ antara 50-70, tidak mampu mengontrol diri, kurang nalar, kurang pikiran, butuh perlindungan orang lain).
Dementia adalah kerusakan mental, ciri-ciri : hilangnya fungsi intelektual, kemampuan nalar, ingatan dan kemauan, ditandai kebingungan, disorientasi, apati dan berbagai macam ingatan stupor. Jenis dementia:
1. Dementia alkoholik
2. Dementia apoplectik, oleh pendarahan pada otak
3. Dementia agitata, kegembiraan dan kebingungan
4. Dementia paralitica, disertai kelumpuhan
5. Dementia paranoid, delusi dan halusinasi
6. Dementia precox, kegilaan pada masa pertumbuhan adolescene, anak cepat dewasa secara seksual, tetapi fungsi intelegensianya kurang tumbuh normal, lebih suka tertarik pada persoalan seks dan cenderung psikotis.
7. Dementia epileptik, disebabkan penyakit ayan
8. Dementia presentil, sering bingung, apatis dan hilangan inisiatif dan ingatan.
9. Dementia primer
10. Dementia sekunder, serangan kejang-kejang
11. Dementia senile, karena usia tua
12. Dementia traumatik, karena luka pada kepala
13. Dementia sirkuler, karena pergantian berterusan antara kegemparan dan depresi
GANGGUAN PADA FUNGSI INGATAN
Ingatan adalah kemampuan untuk mencamkan, menyimpan dan mereproduksi kembali isi pikiran. Menurut Kohnstann ingatan adalah setiap ungkapan, dalam mana kaitan psikis dimanifestasikan dalam dimensi waktu. Sifat ingatan : setia, cepat, mampu menyimpan lama, luas dan bisa mengabdi pada keinginan kita.
Bentuk gangguan pada ingatan adalah amnesia, hambatan pada fungsi reproduksi dan senilitas.
GANGGUAN PADA FUNGSI PERASAAN
Perasaan adalah gejala psikis dengan tig sifat khas, yaitu:
1. Dihayati secara subyektif
2. Berkaitan dengan fungsi pengenalan
3. Dialami individu dengan suka atau tidak suka, dengan gembira atau duka.
Merasa adalah kemampuan untuk menghayati perasaan atau renjana. Perasaan ditentukan oleh :
1. Isi kesadaran
2. Kepribadian orang
3. Kondisi psikisnya.
Beberapa gangguan pada fungsi perasaan adalah:
1. Kecemasan
2. Ketidakpekaan perasaan
3. Penumpulan perasaan
4. Perasaan yang tidak adekuat dan palsu
5. Depresi
6. Geltungstrieb dan Ersatzbefriedigung, Keinginan untuk dilayani secara layak dan menuntut pengakuan dari luar
7. Mania-mania
GANGGUAN PADA FUNGSI KEMAUAN (FUNGSI VOLUSI DAN KONASI)
Kemauan merupakan dorongan keinginan manusia untuk merealisasikan diri dan meningkatkan taraf hidup.
Beberap gangguan : simpton-simpton, kompulsi, reaksi kompulsi-obsessif, tics atau gerak wajah, perbuatan kortsluiting (nafsu tak terkendali), kerusakan fungsi kemauan dalam dementia, kepribadian psikopatik, dan psikastenia.
DEFISIEN ATAU DEFEK MORAL
Kelemahan pokok dari kehilangan moral adalah ketidakmampuannya untuk mengendalikan diri, menyadari, memahami dan mengatur emosi-emosi, impuls-impuls, dan tingkah laku sendiri. Temasuk dalam jenis ini adalah anak-anak yang bubrah dan nak-anak jahat.
DEKOMPENSASI PSIKOTIS DAN PSIKOSA ORGANIK
Psikosa atau gila adalah bentuk kelalutan jiwa yang amat parah, disintegrasi kepribadian, terputusnya relasi dirinya dengan dunia luar.
Dapat dibagi dalam :
1. Psikosa organik
2. Psikosa fungsional
Dalam jenis psikosa organik:
1. Psikosa siphilitik
2. Psikosa senil
3. Psikosa traumatik
4. Psikosa karena gangguan glanduler
5. Psikosa karena kekurangan vitamin
6. Psikosa karena tidak diketahui sebabnya