Assalamu’alaikum wr. wb.
....dan Ular itu telah mengubah dirinya menjadi tongkat, untuk mendidik umat manusia
Jamaah Kajian Subuh Online yang dirahmati Allah…
Dalam sebuah perbincangan dengan seorang teman yang berprofesi sebagai guru, penulis begitu terharu dan terkesan. Dia mengenang beberapa tahun silam, saat masih di bangku sekolah. Begitu dalam dia mengingat dan mengenang guru-gurunya yang sudah mendidik dan membimbingnya sehingga bisa menjadi seorang guru juga sekarang ini.
Perjuangan para guru yang sudah berpuluh tahun, memberikan cahaya dan penyuluh murid-muridnya dengan tekun, sabar, telaten dan ikhlas. Sebenarnya bisa saja guru tersebut tidak mau mengajarkan ilmunya kepada murid-muridnya itu, lantas membiarkan murid-muridnya tersebut mencari buku-buku dari berbagai macam sumber ilmu. Tetapi motivatornya berupa api semangat untuk menyebarkan dan membangun pribadi murid-muridnya, serta dalam skala luas untuk membentuk manusia berilmu sehingga bisa mengenal hakikat dirinya dan hakikat Tuhannya.
Bertahun-tahun banyak guru yang hidup dalam kekurangan, banyak guru yang hidup dalam sengsara, ada yang ditugaskan di daerah terpencil atau di pulau-pulau terasing, dengan niat pertama tentu untuk menyebarkan ilmunya sehingga orang lain juga bisa memiliki apa yang dia tahu dan dia fahami.
Seorang guru tidak ada niat sedikitpun untuk menjerumuskan murid-muridnya, apalagi sampai menyesatkannya ke dalam kebingungan dan kesesatan pengetahuannya. Seorang guru melihat muridnya dan orang yang tidak atau belum, mengetahui sesuatu, terasa sayang dan kasihnya ada, sehingga berharap bahwa ilmunya bisa menurun ke dalam akal pikiran muridnya. Banyak guru yang sudah berumur lebih atau bahkan ada yang sudah pension, tetap mau dan bersedia mengajar, ada yang tanpa meminta upah sedikitpun. Kegiatan mengajarnya semata-mata untuk memberikan penyuluh bagi mereka yang belum atau tidak tahu tentang apa yang dia sudah tahu.
Jama’ah Kajian Subuh Online yang dilindungi Allah…
Setelah beberapa saat dia merenung, kemudian menyampaikan sebuah logika, seandainya dia memiliki guru, guru juga memiliki guru lagi, dan begitu seterusnya, lantas Siapa Guru Pertama manusia?
Dalam perbincangan tersebut, penulis tiba-tiba agak terkejut, ternyata pertanyaan akhirnya dia lontarkan kepada penulis begitu filosofis dan mendalam. “Siapakah Guru Pertama manusia?”
Penulis mencoba mencari jawabannya, dan mengingat-ingat teori asal usul manusia dan asal usul pengetahuan. Akhirnya penulis mengutip ayat dalam Al Qur’an, surat Al Baqarah : ayat 31 – 33, yang artinya : .
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Jawaban tersebut sebagai jawaban akhir dari penulis. Sejenak dia tertegun, sebab begitu mudah dan jelas jawabannya, bahwa Guru Pertama manusia adalah Tuhan sendiri.
Akan tetapi dia juga mendapatkan pelajaran tentang berbagai asumsi asal usul mansia, , dan mengajukan pertanyaan berikutnya, “Siapakah Guru Pertama manusia jika Adam bukan manusia pertama di bumi? Apakah dapat diterima asumsi awal, bahwa makhluk yang bodoh bisa berevolusi menjadi berilmu tanpa ada guru yang memberitahukannya? Lewat mimpi atau perenungan mungkin?
Pertanyaan tersebut tidak mampu penulis jawab.
Jama’ah Kajian Subuh Online yang dirahmati Allah..
Demikian dari penulis, penulis menyampaikan permohonan maaf jika ada ucapan yang keliru.
Wassalamu’alaukum .wr.bw.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H