Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melirik Keindahan Pantai Celong, Banyuputih, Kabupaten Batang

26 Juni 2010   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16 2583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_608" align="alignleft" width="320" caption="Perlu Penataan dan Renovasi"][/caption]

Di Kabupaten Batang terdapat sedikitnya tiga lokasi wisata pantai; Pantai Sigandu, Pantai Ujungnegoro, dan Pantai Celong. Semilir angin laut pantai utara, meraba pori-pori dan melumat kelelahan yang mengganjal. Jalan-jalan yang tidak terlalu halus, melintasi hutan karet dan mata hinggap di dedaunan, cukup untuk melepaskan rasa penat.

Pantai Celong, pantai yang sudah berpuluh tahun menjadi ikon pariwisata tradisional; wisata anak-anak desa di pegunungan yang sudah bosan hanya melihat-lihat daun padi dan hamparan sawah, sekali-kali menikmati liukan gelombang air laut, sekedar memandang ombak saling berlomba menebas pantai melambai. Menikmati suasana sunset yang ranum ciptakan kedamaian senja. Beberapa pengunjung menjadikan lokasi ini sebagai tempat hiburan memancing, dengan menyewa kapal boat kecil ke sedikit tengah laut.

Dibandingkan dengan banyak pariwisata di Kabupaten Batang, Pantai Celong yang berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Batang Jawa Tengah memanglah kurang begitu favorit dikenal, bahkan mungkin oleh sebagian warga di Kabupaten Batang terutama yang tinggal di bagian barat.

Pantai ini memang tidak terlalu menarik untuk dikunjungi, terutama oleh tourist luar kota yang berselera tinggi. Di samping kondisi pantai yang kurang terurus, pengunjung yang mau mengakses ke pantai ini juga harus melewati jalanan yang tidak terlalu representatif sebagai sebuah lokasi wisata. Kanan kiri jalan ke lokasi memang sangat indah dengan hijauan pepohonan karet dan randu, dilatari-belakangi oleh area perbukitan indah. Tetapi kondisi badan jalan akses, bisa membuat pengunjung yang sedianya bermaksud mau menghibur diri, justru menjadi penat dan capek melintasi jalanan berliku dan sedikit terjal-terjal. Apalagi dengan kendaraan roda dua. Belum lagi, mendekati tiba di lokasi wisata ini, sedikit kotoran yang dibiarkan begitu saja melimpah di tepian pantai, sampah di sekitar bibir daratan, ditambah spot-spot peristirahatan juga tidak terawat. Selain itu, kondisi airnya juga kurang jernih, mungkin disebabkan oleh banyaknya sampah-sampah yang “terbuang” di sepanjang garis pantai.

Masa depan pantai ini sebenarnya bisa menjadi lebih menarik dengan penataan dan pembangunan kembali spot-spot sekitar yang ideal untuk dikunjungi, memiliki potensi menjadi ikon wisata favorit di Kabupaten Batang. Tentunya, Pemerintah harus lebih memberi perhatian secara serius dan melibatkan pengembang lokal, serta keharusan melibatkan penduduk setempat untuk pemeliharaannya.

[caption id="attachment_609" align="alignright" width="300" caption="Kereta menimbulkan suara gemuruh"]

[/caption] Akan tetapi harus diakui, kendala yang memang kurang menyenangkan adalah adanya rel kereta api yang membelah lokasi pantai Celong. Beberapa saat berlalu, rel ini bisa mengurangi suasana istirahat para pengunjung. Suara kereta api lewat membuat suasana menjadi “heboh dan gemuruh”. Sehingga rehabilitasi pantai Celong, juga harus diiringi dengan rehabilitasi “stasiun” kereta apinya juga. Jika tidak, akan menyampaikan “pesan kekacauan” di tengah keindahan pemandangan Laut Jawa.

Untuk keluasan jalan akses ke pantai serta lokasi pantai sendiri juga perlu diperhatikan, mengingat keadaan sekarang ini begitu “sempit” dan kurang terjangkau bus-bus wisata. Bus-bus wisata yang mampu menjangkau Pantai Celong ini, hanya bus-bus angkutan antar kota. Tantangan yang tidak kalah “hebat”, adanya rumah-rumah warga yang merata di “seantero” pantai. Lokasi pantai berdesakan dengan hunian warga, sehingga Pantai Celong seolah bukan pantai wisata, tetapi sebuah desa dengan corak rumah berjajar di pantai. Berbagai kendala di atas, sangat berat untuk dirubah. Tanpa merubah “pesona” perumahan pantai ini, luas pantai sebagai lokasi wisata kurang cukup, dimana membutuhkan spot-spot yang representatif sebagai lokasi wisata unggulan. Ataupun, menjadikan perumahan itu sendiri sebagai bagian dari lokasi wisata.

Di beberapa lokasi di pantai ini, terutama di sebelah barat yang berumput, sering dipergunakan oleh siswa-siswi sekolah sebagai spot perkemahan kecil. Siswa-siswa sekolah pada musim tertentu, menjadikan Pantai Celong ini sebagai lokasi “mistis” untuk perenungan malam dan pencarian hakikat jati diri. Perenungan jati diri dengan iringan hembusan angin malam pantai yang sejuk, di atas rumput hijau dan bebatuan pantai.

Kita berharap bahwa Pemerintah Kabupaten Batang, segera tanggap terhadap aspirasi masyarakat ini, agar wisata “seadanya” ini melonjak dan mendatangkan berkah bagi warganya dan tentunya menaikkan pendapatan daerah Kabupaten Batang.

Terlepas dari semua itu, seburuk apapun sebuah lokasi, maka pengaruh Sumber Daya Manusia untuk merenovasi dan membangun perlu ditumbuhkan lebih dahulu. Tanpa SDM yang bermutu dan apresiatif, Pantai Celong akan tetap tertutup oleh dedaunan karet dan randu yang mulai layu, yang hanya dikunjungi anak-anak desa yang datang untuk sekedar menikmati hiburan seadanya, dengan biaya yang tentunya..murah meriah.

=================

Lokasi wisata :. Desa Mangunsari, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Batang Jawa Tengah

Jarak dari jalan Pantura Banyuputih: ± 7 km.

Biaya tiket masuk : -

Makanan favorit : menu ikan bakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun