Kedua tradisi ini memberikan panduan untuk menjaga ketenangan dalam menghadapi gejolak kehidupan dan menekankan betapa pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan sebagai sumber kedamaian.
5. Komunitas dan Persaudaraan
Kedua tradisi ini juga mengakui pentingnya dukungan sosial. Dalam stoicisme, hubungan sosial dan komunitas dianggap sebagai elemen penting untuk mencapai tujuan hidup yang baik. Begitu juga dalam Islam, kebersamaan dan saling membantu adalah nilai yang sangat dihargai. Konsep ukhuwah (persaudaraan) dalam Islam mendorong umat untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menghadapi kesulitan.
Dalam berbagai cara, stoicisme dan Islam menawarkan panduan hidup yang saling melengkapi, berfokus pada pengembangan karakter, penerimaan terhadap takdir, ketahanan menghadapi tantangan, pentingnya ketenangan pikiran, dan dukungan sosial. Meskipun muncul dari konteks yang sangat berbeda, prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa jalan menuju kedamaian dan kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam penerimaan dan pengendalian diri, baik dalam konteks filsafat nor dalam konteks spiritual. Adopsi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan kekuatan dan ketenangan bagi individu dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H