Mohon tunggu...
Muhib29
Muhib29 Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Jika ingin ada perubahan, maka perlu ada gerakan: "Revolusi"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toko Kelontong Saya Tidak Bertentangan Dengan Ajaran Islam

28 November 2024   11:07 Diperbarui: 28 November 2024   11:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Toko kelontong Kami Dengan Nama “Toko Mulya”

 Sebagai figure wirausaha dalam ekonomi islam, Nabi Muhammad saw. merupakan suri tauladan yang paling baik diantara banyaknya para pebisnis sukses saat ini. Kita ketahui bahwa sejak masa mudanya, beliau telah melakukan kegiatan wirausaha di daerah Mekah berama pamanya, Abu Thalib. Tidak hanya di daerah Mekah, bahkan beliau telah melakukan perdagangan hingga ke penjuru negeri lain seperti Yaman, Syiria, Yordania, Irak dan lain-lain. Pada masanya beliau dikenal sebagai seorang pedagang atau wirausahawan yang professional, yakni karena beliau memiliki sifat jujur dan terpercaya, sehingga banyak mitra yang merasa puas dan saling memperoleh keuntungan.

Nabi Muhammad saw mengajarkan nilai kesadaran akan pentingnya sebuah etika, kejujuran dan perinsip-prinsip islam lainya. Jauh sebelum adanya prinsip manajemen sebagai suatu disiplin ilmu yang dikemukakan oleh Frderick W. Taylor dan Henry Fayol, Nabi Muhammad saw. Sendiri telah memberikan contoh kepada manusia tentang cara-cara berwirausaha yang berpegang pada nilai kebenaran, kejujuran, sikap Amanah, serta tetap memperoleh keuntungan.

Oleh sebab itu, agar dalam wirausaha umat muslim tidak menyimpang dan beretika, maka perlu mengetahui strategi atau cara berbisnis berlandaskan ahklak nabi Muhammad saw. Antara lain:

  • Sidiq atau jujur, jika seseorang sudah memiliki sifat jujur maka ia akan cenderung memiliki sikap integritas yang baik, rasulullah sendiri memiliki sifat As-Sidiq beliau dikenal dengan pribadi yang sangat jujur. Jika dalam dunia wirausaha saat ini kita sebut sebagai branding. 
  • Amanah atau dapat dipercaya. Memiliki sifat amanah akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada setiap diri seorang muslim. Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab ,kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.
  • Tabligh atau dapat menyampaikan, Wirausaha yang efektif merupakan kempuan menyampaikan komunikasi. Dalam sudut pandang kewirausahaan berbasis syariah, tuhan telah memberikan kemampuan Istimewa pada manusia, tentu sudah sepantasnya manusia juga memilih jalan hidup yang istimewa dengan kemampuan yang dimilikinya.
  • Fatanah atau cerdas, sifat ini harus dimiliki oleh para penggelut wirausaha. Pengusaha yang cerdas merupakan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam memahami, menghayati, dan mengenal tugas dan tanggung jawab usahanya dengan baik. 

Nabi Muhammad saw. adalah prototipe sukses dalam melakukan spiritualisasi marketing. Nilai-nilai ahklak dari nabi Muhammad saw. mengajarkan bagaimana wirausaha seharusnya dapat dilakukan yakni dengan berlandaskan etika atau ahklak yang berupa sikap sidiq, Amanah, tabligh dan fatanah.

4. Konsep Toko Kelontong Kami.

 Konsep toko kelontong kami tidaklah keluar dari syariat islam dan ajaran nabi Muhammad Saw, karena dari penjelasan diatas kami selalu jalankan secarah baik. Kemudian dikaitkan dengan konsep syariah dalam beberapa aspek utama, terutama karena konsep syariah tidak hanya mencakup transaksi bisnis, tetapi juga etika, moralitas, dan prinsip keadilan dalam setiap aspek perdagangan. 1) Kejujuran dalam bertransaksi adalah memastikan bahwa barang yang kam jual memiliki kualitas sesuai dengan yang dijanjikan dan harga yang adil. Penipuan, manipulasi harga, atau menjual barang cacat tanpa memberi tahu pelanggan kami hindari. 2) Kemudian kami menghindari praktik riba yang artinya praktik utang-piutang yang berbasis tanpa bunga. Jika memberikan pinjaman kepada pelanggan kami. 3) Barang yang kami jual terjamin halal yakni dengan memastikan bahwa produk yang kami jual bebas dari barang haram seperti minuman keras atau produk sudah bercapkan halal menurut ahli Islam indonesia. 4) Keberkahan dalam usaha dengan bersikap ramah kepada pelanggan, membantu masyarakat sekitar (misalnya, memberikan bantuan kepada pelanggan yang membutuhkan), dan memperbanyak sedekah dari sebagian keuntungan.

Dengan menjalankan prinsip syariah, wirausaha toko kelontong tidak hanya mendapatkan keuntungan duniawi, tetapi juga berupaya meraih keberkahan dan keridhaan Allah.

Referensi :

1. Suryana. 2014. Kewirausahaan; Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

2. Ananda, R., & Rafida, T, PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN, (Medan: Perdana Publishing, 2016).

3. Agus, Trihatmoko dan Mugi Harsono, Kewirausahaan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPT,2017).

4. Hazairin, Kuliah Hukum Islam I 1954/1955.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun