Mohon tunggu...
Muhib29
Muhib29 Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Jika ingin ada perubahan, maka perlu ada gerakan: "Revolusi"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perjuangan HMI (1947-1975)

3 Oktober 2024   00:09 Diperbarui: 3 Oktober 2024   00:52 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Sebuah organisasai mahaiswa islam tertua di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri pasca kemerdekaan yakni 2 tahun setelah merdeka, tepatnya 5 Februari 1947 Masehi bertepatan dengan 14 Rabi'ul Awal 1366 Hijriah.

Pembahasan buku ini dimulai dari latar belakang Bab Kesatu. Yang perlu diketahui, ada 3 yang melatar belakangi berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yakni:

1. Situasi negara Republik Indonesia

Situasi negara ini sangatlah mencekam karena kekalahan tantara jepang dan Indonesia memutuskan untuk merdeka berdampak kepada kedatangan Belanda  ke Indonesia dibonceng Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Mereka merasa memiliki hak atas Indonesia atas kekalahan Jepang. Darinya terjadi mulai terjadi Perjanjian Linggarjati pada 25 Maret 1947 , Agresi Militer Belanda I, Perjanjian Renville pada 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948, Agresi Militer Belanda II, Konferensi Meja Bundar.

2. Situasi umat islam Indonesia

Umat islam Indonesia ketika bangsa eropa datang ke indonesia pada awalnya memiliki misi berdagang saja, namun lambat laun misi mereka adalah menjajah dan mengeruk sebanyak-banyaknya kekayangan bumi Nusantara, ditambah misi penyebaran agama. Karena agama islam yang datang dengan damai dan terpatri dalam hati rakyat Indonesia, namun disisi lain tak meninggalkan ritual-ritual rakyat atau nama lainnya ritual kejawen. Namun pada era modern umat islam bangkit dengan beberapa intelektual Indonesia pulang dari luar negeri mendirikan Serikat Dagang Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan lain-lain. Akhirnya disepakati pada Muktamar 1 umat muslim tangal 7 November 1945 Masehi yang intinya mendirikan satu partai islam yakni Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI). Dan mempunyai organisasi islam pemuda bernama Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).

3. Situasi dunia perguruan tinggi dan kemahasiswaan.

Situasi dunia perguruan tinggi dan kemahasiswaan kurang lebih sama dengan keadaan Indonesia setelah dijajah dan apa yg terjadi pada umat islam pada saat itu. Poin 1 dan 2 berakibat kepada sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Di Yogyakarta ada Sekolah Tinggi Islam (STI) (berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)), BPTGM (Perguruan Tinggi Gadjah Mada) (berubah nama menjadi UGM (Universitas Gadjah Mada)), Sekolah Teknik Tinggi dan lain-lain. Berbicara Perguruan Tinggi juga berbicara tentang organisasi mahasiswa. Memang ada organisasi mahasiswa yakni Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), namun keduanya tidak berlandaskan Islam.

Dari ketiga garis besar latar belakang tersebut merupakan kondisi objektif yang dihadapi. Ada satu poin lagi yang tidak dituliskan dibuku ini yakni kondisi umat islam dunia.

                Bab Kedua meruapak usaha yang dilakukan Lafran Pane sebagai tokoh  mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada November 1946 Masehi Lafran Pane bertekat mendirikan organisasi mahasiswa berlandaskan islam, meskipun banyak kalangan mahasiswa tidak sepakat dan menolak. Sebagai contoh, dari Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) merasa organisasi merka ini sudah cukup karena negara Indonesia menggunakan dasar Pancasila, jadi tidak perlu berembel-embel islam karena akan memecah belah persatuan diindonesaia, sedangkan dari umat islam sediri dibawah payung Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) merasa organisasi yang diinisiasi Lafran Pane sebagai pemecahan belah kesatuan umat islam.

Jawaban pertama dari Lafran Pane untuk pengurus Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) adalah islam tidak bertentangan dengan Pancasila, justru islam adalah penguat Pancasila itu sendiri. Dan jawab kedua untuk pengurus Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) menurut Lafran Pane, organisasi mahasiswa islam tidak berpolitik.

                Singkat cerita Lafran Pane sering bertemu dengan Prof. Abdoel Kahar Moezakir atau Mantan rektor Universitas Islam Indonesia, dan tanggapnnya postif sekali. Dari beberapa teman yang mendukung Lafran Pane, Beliau masih merasa kurang, sehingga menggerakan hatinya untuk beberapa kali mendatangi Masjid Kauman untuk sholat dan menemui bebrapa jama'ah untuk berdiskusi dengan mengajak membuat organisasi mahasiswa islam. Dan didalam kelas, mata kuliah Tafsir Bapak Husein Yahya tepatnya pada 5 Februari 1947 Masehi bertepatan dengan 14 Rabi'ul Awal 1366 Hijriah di ruang kelas Sekolah Tinggi Islam (STI) didirrikan sebuah organisasi mahasiswa islam bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan menyusun struktur pengurus.

                

Bab Ketiga tentang reaksi dari Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Pelajar IslamIndonesia (PII). Dan pernah disepakati pada 4-6 November 1947 Masehi di Konferensi Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) di ponorogo. Memahami pentingnya keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di ranah Perguruan Tinggi.

                Bab Keempat tentang fase-fase Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Disini ada 6 fase:

1. Fase Pengukuhan (5 Februari-30 November 1947 Masehi)

  • Memperkenalkan dengan ceramah.
  • Membuat cabang baru.
  • Reshuffle kepengurusan.

2. Fase Perjungan bersenjata (1947-1949 Masehi)

  • Berisi tentang Belanda menyerang Indonesia, disisi lain ada pengkhianat dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terjadi pada 18 September 1948 Masehi di Madiun. Disini peran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) membantu pemerintah mengusir penjajah dan menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan didirikannya Corps Mahasiswa oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Ahmad Tirtosudiro.

3. Fase Pertumbuhan dan Pembangunan (1950-1963 Masehi)

  • Fase ini lengkapnya ada di bab 5, namun inti di fase ini seperti pemindahan Sekretariat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ke Jakarta, setelah satu tahun ibukota pindah.
  • Membentuk Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI), Lembaga Khusus
  • Persiapan Pemilu.

4. Fase Tantangan (1964-1965 Masehi)

  • Ini hanya satu tahun saja karena urgensinya menjelaskan dendam Partai Komunis Indonesia (PKI) dan usaha penggayangan melalui underbouw Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Usaha ini untuk menjadikan negara komunis dengan membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) setelah bubarnya organisasi kemasyarakatan islam lain.
  • Banyak sekali peristiwa yg menyakitkan bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada fase ini contohnya dosen Dr. Ernst Utrecht di Universitas Brawijaya cabang jember yang melarang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Fakultas Hukum. Surat kabar yang hampir semuanya dikuasai Partai Komunis Indonesia (PKI), dan kesemuanya menyudutkan pihak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun pendirian Soekarno tetap, organisasi yg mementang revolusi harus bubar dalam pidatonya menjawab tantangan Dipa Nusantara Aidit di Kongres ke-3 Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) tahun 1965 Masehi.
  • Dan puncaknya meletusnya GESTAPU.

5. Fase kebangkitan HMI sebagai pelopor ORBA dan angkatan 66 (1966-1968 Masehi)

  • 2 tahun ini merupakan tahun yang mencekam untuk pemerintah dan rakyat
  • Berdiriya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dipelopori oleh Mar'ie Muhammad dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
  • 10 Januari 1966 terjadi insiden Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) : Pembubaran PKI, Perombakan Kabinet Dwikora, Turunkan harga kebutuhan pokok.
  • 26 Februari 1966 Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dibekukan oleh pemerintah
  • Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966.
  • 12 Maret 1967 Soekarno diturukan dan digantikan oleh Soeharto melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

6. Fase pembangunan nasional (1969 Masehi-sekarang)

                Bab Kelima perkembangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari periode ke periode. Bab ini menjelaskan bagaimana Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berjalan dari satu periode ke periode selanjutnya atau dari satu kongres ke kongres selanjutnya. Bab ini lebih menjelaskan yang terjadi diinternal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Juga membahas tentang Tafsir tujuan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), independensi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), biografi Lafran Pane, atribut, dan lain lain.

Kekurangan dari buku ini hanya di cetak repro atau dengan kata lain tulisannya kurang jelas, kecil-kecil dan tidak selaras. Cek paragraph halaman 103 sampai 202.

Referensi dari Buku Sejarah Perjuangan HMI (1947-1975), Karya dari Dr. H. Agussalim Sitompul

Silahkan lihat video di channel YouTube Muhib DuaSembilan


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun