1. Biografi Abu Lahab dan Ummu JamilÂ
    Nama lengkapnya adalah abdul al-Uzza bin Abdul Muthalib dan panggilannya Abu Lahab.Abu Lahab aslinya memiliki kuniyah Abu 'Utbah namun oleh ayahnya Abdyl Muthalib dipanggil Abu Lahab disebabkan ia memiliki wajah yang tampan dengan kulit kemerah-merahan. Ibunya Bernama Lubna binti Hajir bin Abdul Manaf dari kabilah Khaza'i.
     Kehidupan Abu Lahab sebelum islam, sebagaimana pada umumnya suku Quraisy, diperkirakan pekerjannya adalah pedagang. Demikian pula yang digambarkan dalam Q.S AL-Lahab ayat 2, Artinya : "Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan." Menunjukkan bahwa pekerjaannya sebagai pengusaha atau pedagang.
     Ummu Jamil adalah istri dari Abu Lahab, Putri Harb Bin Umayyah da saudari Abu Sufyan. Ia berperan banyak dalam menganggu dan menyakiti Nabi SAW. Pernikahan Abu lahab dan Ummu Jamil, Melahirkan 6 orang anak dengan 3 putra yaitu,: 'Utabah, Mu'attib, 'Utaibah., dan 3 putri yaitu,: Durrah, Izzah , dan Khalidah. 'Utabah dan 'Utaibah menikah dengan Ruqayyah dan Ummu Kultsum dua putri Nabi SAW. Setelah turun surah Q.S Al-Lahab, Abu Lahab dan Ummu Jamil memaksa putra=putra mereka untuk mentalak putri-putri Nabi SAW.
   2. Kebencian Abu Lahab kepada Nabi SAW dan turunnya surah Al Lahab
    Pada awalnya,Abu Lahab merupakan salah satu orang yang sangat senang akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan Di saat budak Abu Lahab yang Bernama Tsuwaibah Memberikan kabar kepadanya tentang Kelahiran Nabi SAW disaat itu juga Abu Lahab memerdekakan budaknya tersebut karena kebahagiannya atas kelahiran anak dari saudaranya yaitu Abdullah bin abdul muthalib. Akan tetapi keadaan justru sangat berbeda setelah Nabi SAW mulai menyebarkan agama islam dan menyeru kepada kaum kafir quraisy untuk menyembah Allah SWT semata dan meninggalkan seluruh berhala-berhala mereka.
     Abu Lahab kerap mengeluarkan sikap buruk dan permusuhan terhadap Nabi SAW, Adapun perebuatan buruk Abu Lahab terhadap Nabi SAW, adalah sebagai berikut :
- Pada suatu waktu Abu Lahab melemparkan kotoran Najis dimuka rumah Nabi SAW, setelah mengetahui bahwa dipintu rumahnya ada kotoran Najis, dengan segera Nabi SAW membuangnya dan membersihkannya sendiri.
- Pada suatu hari Abu Lahab berbuat begitu lagi dimuka rumah Nabi SAW dan Nabi mengetahui yang melemparkan kotoran itu adalah Abu Lahab. Nabi SAW lalu membuang kotoran itu sendiri sambil berkata: "Hai anak cucu Abdu Manaf, beginikah cara orang-orang bertetangga?"
- Pada suatu waktu lagi, Abu Lahab sedang melempari kotoran manusia dan Binatang kemuka rumah Nabi SAW, seketika itu juga diketahui oleh Hamzah(paman Nabi SAW yang masuk islam)Hamzah dengan segera mengambil kotoran-kotoran tadi, kemudian dilemparkan kepada saudaranya(Abu Lahab) sendiri. Abu Lahab Ketika itu marah-marah dan mencaci Hamzah dengan suara yang sangat kasar.
- Demikianlah Abu Lahab senantiasa melemparkan dan membuang kotoran-kotoran manusia dan Binatang di muka pintu rumah Nabi SAW, dan oleh Nabi sendiri kotoran-kotoran itu dibuangnya.
     Adapun Ummu Jamil, istri Abu Lahab juga tidak mau kalah dalam hal memusuhi Rasulullah SAW, ia biasa memasang duri dijalanan yang rutin dilalui oleh Rasulullah SAW dan membuang kotoran di depan pintu rumah beliau,suatu Ketika, Ummu Jamil datang menghampiri Rasulullah SAW kala beliau duduk di masjid di dekat ka'bah. Ummu Jamil dating sambil meneteng batu untuk ia lemparkan kepada Rasulullah SAW . Namun Allah SWT membutakan penglihatannya sehingga tidak melihat Rasulullah SAW.
  Â
     Tak hanya itu, berbagai macam cara dan upaya yang dilakukan oleh Abu Lahab untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW salah satunya adalah dengan menghasut Masyarakat Quraisy agar membenci Nabi Muhammmad SAW dan islam.
   Di kisahkan bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW naik ke bukit Shafa lalu menyerukan, "Wahai Bani Fihr, wahai Bani Adi!". Beliau menyebut sejumlah keturunan Quraisy, hingga mereka berkumpul, lalu Abu Lahab dan lainnya yang mendengar panggilan tersebut juga datang. Beliau kemudian berkata kepada mereka, "wahai kaum Quraisy! Katakana kepadaku jika aku mengabarkan kepada kalian ada sekelompok pasukan berkuda di kaki bukit ini hendak menyergap kalian, apa kalian perca kata-kataku?" 'Ya, kamu selalu berkata jujur,' jawab mereka. Beliau kemudian berkaa , 'Aku ingatkan kalian pada siksaan yang berat yang Tengah menannti kalian, selamatkanlah diri kalian dari neraka!", Abu Lahab kemudian berdiri lalu berkata, "celakalah kamu sepanjang hari ini, untuk inikah kamu memanggil kami?!". Allah SWT kemudian menurunkan Surah Al-Masad(Al-Lahab) :
- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.
- Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
- Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka),
- (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
- Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
   C.  Hikmah di balik kisah Abu Lahab
    Di setiap surah dan ayat dalam Al-Qur'an pasti memiliki hikmah dan ibrah tersendiri, yang kemudian  dengan hal tersebut kita akan dapat terbimbing menjadi pribadi muslim yang lebih baik, dapat memisahkan hal yang benar dan yang salah, begitupun dalam surah Al-Lahab ini,  Pelajaran yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut :
-    Menjaga diri dari perbuatan membenci, menyakiti, menfitnah, dan menebarkan  permusuhan terhadap orang lain.Seperti yang telah dipaparkan, sebelumnya, bahwasanya dari berbagai tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh Abu Lahab terhadap Nabi Muhammad  SAW, merupakan tindakan yang di murkai oleh Allah SWT, bahkan langsung mendapatkan kecaman dari Allah SWT bahwasanya Abu Lahab akan mendapatkan kebinasaan.
- Â Â Â Â Kebinasaan yang didapatkan oleh Abu Lahab bukan hanya di Akhirat saja, bahkan disaat hari-hari terakhir sebelum kematiannya, Abu Lahab ditimpa penyakit lepra hingga akhirnya meninggal. Teman-temannya tidak ada yang mau menguburkannya karena takut kalau menyentuhnya akan tertular. bahkan Jasadnya dibiarkan sampai 3 hari hingga akhirnya digali lubang di bawah tempat tidurnya dan ia dijatuhkan ke lubang tersebut itu sebagai kuburnya.
- Â Â Â Tidak bergunanya sedikitpun harta dan keturunan (untuk melindungi) seseorang dari adzab Allah SWT ketika ia tidak beriman atau melakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah SWT.
- Â Â Â Bahaya saling tolong-menolong dalam keburukan, sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Jamil yang turut membantu suaminya untuk menyakiti Nabi Muhammad SAW.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H